eQuator.co.id – Nanga Pinoh-RK. Kehadiran Jembatan Melawi II di Kecamatan Pinoh Utara sangat dinanti-nantikan. Lantaran merupakan akses utama ke sarana pendidikan. Tetapi hingga kini, realisasi pembangunannya baru beberapa tiang.
“Kita meminta agar pemerintah segera melanjutkan pembangunan Jembatan Melawi II, agar siswa bisa menuju sekolah dengan lebih mudah,” harap Hardiyanto, Guru SMA Negeri 1 Pinoh Utara, Kabupaten Melawi kepada Rakyat Kalbar, Minggu (30/10).
Hardiyanto mengatakan, bila Jembatan Melawi II yang memotong Sungai Melawi tersebut selesai dibangun, niscaya keselamatan siswa menuju sekolahnya akan lebih terjamin. “Tidak seperti sekarang yang selalui dihantui ancaman tenggelam bila perahu motor karam,” katanya.
Dia mengungkapkan, akses ke sarana pendidikan di Kecamatan Pinoh Utara saat ini memang cukup sulit. Lantaran harus menyeberangi Sungai Melawi. Guru yang tinggal di Nanga Pinoh harus naik kapal motor untuk mengajar di Kecamatan Ella Hilir.
“Setiap hari kita harus menyeberang Sungai Melawi. Setelah sampai di Pinoh Utara masih pinggir Sungai Melawi, harus menggunakan sepeda motor untuk sampai ke sekolah. Untuk menyeberang satu hari harus mengeluarkan Rp6.000,” beber Hardiyanto.
Guru yang berpenghasilan, kata Hardiyanto, tentu saja tidak mempersoalkan pengeluaran Rp6.000 per hari tersebut. Namun, bagi anak-anak sekolah, dana seperti itu cukup besar. Belum lagi harus membayar uang bensin dan sewa tempat penitipan motor.
“Kasihan siswa-siswa dari Pinoh Utara yang sekolah ke Nanga Pinoh dan siswa-siswa Nanga Pinoh yang sekolah di Pinoh Utara. Setiap hari harus naik kapal motor. Belum lagi bicara keselamatan, terutama pada saat air sungai Melawi naik,” beber Hardiyanto.
Menurutnya, realisasi pembangunan Jembatan Melawi II menjadi sangat mendesak. Lantaran merupakan akses utama ke sarana pendidikan di Kecamatan Pinoh Utara.
Laporan: Sukartaji
Editor: Mordiadi