Pemilik Bersikeras Tak Mau Dibongkar

Bangunan Terbakar di Pasar Siantan yang Diasuransikan

TINJAU. Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono meninjau lokasi kebakaran di Pasar Siantan, Selasa (25/10) pagi di Jalan Gusti Situt Machmud Kecamatan Pontianak Utara. Istimewa

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Wakil Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono sempat tertegun saat berdiri di tengah tumpukan arang sisa reruntuhan bangunan Pasar Siantan di Jalan Gusti Situt Machmud Kecamatan Pontianak Utara, Selasa (25/10) pagi. Pasar itu sebelumnya terbakar hebat yang menghanguskan sembilan Ruko dan sembilan rumah, Minggu (25/10) malam.

Tidak hanya masyarakat, kebakaran Pasar Siantan turut menyentak perhatian Pemerintah Kota Pontianak. Memang tdak ada korban jiwa, namun setidaknya 89 orang dirugikan akibat musibah itu. Sebagian korban kebakaran di tampung di Posko BPAS Siantan. Sementara lainnya menginap di rumah keluarga korban.

Kepada para korban, Pemkot Pontianak memberi bantuan makanan siap saji 3 kali sehari, serta telah menyiapkan perlengkapan masak.

“Ada sembilan Ruko dan sembilan rumah yang dilalap api. Rumah-rumah penduduk di belakang Ruko juga ikut terbakar. Pemicu kebakaran masih diselidiki. Ada indikasi penyebabnya konslet dari salah satu Ruko atau rumah, namun masih diteliti,” kata Edi.

Pemkot, kata Edi, akan mendata 10 rumah warga yang terbakar untuk diprioritaskan mendapat bantuan pembangunan rumah layak huni. Terlebih, kondisi rumah yang mendapat bantuan ini memang dinilai sudah masuk dalam kategori tidak layak huni.

“Ini jadi perhatian kita dan akan ditata. Karena target Pemerintah Kota Pontianak tahun 2018, sudah harus nol kawasan kumuh,” ujarnya.

Khawatir mengancam keselamatan orang, Edi meminta sisa-sisa bangunan Ruko yang terbakar agar segera dibongkar.

“Yang jadi masalah, ada bangunan Ruko yang di asuransikan. Pemilik bersikeras tak mau dibongkar, karena bangunannya di asuransikan,” tukasnya.

Terkait dengan anak-anak korban kebakaran yang masih sekolah, Edi meminta Camat dan Lurah setempat terus memantau perkembangannya serta memperhatikan pendidikannya. Dia tidak mau gara-gara musibah ini, anak-anak tersebut sampai putus sekolah. “Ini harus diperhatikan, termasuk kesehatannya,” tandas Edi.

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Arman Hairiadi