Pasar Siantan Dilahap Api, Sembilan Ruko dan Sembilan Rumah Ludes

MEMBARA. Petugas pemadam kebakaran berjibaku memadamkan api yang membakar Ruko dan pemukiman warga di Pasar Siantan, Jalan Gusti Situt Mahmud, Pontianak Utara, Minggu (23/10) malam. AMBROSIUS JUNIUS

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Puluhan mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk menjinakkan api yang membakar rumah toko (Ruko) dan pemukiman penduduk di Pasar Siantan, Jalan Gusti Situt Mahmud, Pontianak Utara, Minggu (23/10) pukul 19.20.

Munculnya api diduga dari arus pendek listrik di rumah warga. Kemudian merembet ke bangunan Ruko.

Petugas kesulitan memadamkan api. Lokasi kebakaran jauh dari sumber air. Apalagi Ruko yang dibangun sejak 30 tahun lalu itu rata-rata berbahan kayu. Hingga pukul 22.00 petugas pemadam kebakaran masih berupaya menjinakan api. Pukul 24.00 baru api bias dipadamkan.

Ruko dan pemukiman yang terbakar, tepat di depan Posko Pemadam Kebakaran Siantan. Arus lalu-lintas macet total. Apalagi lokasi kejadian dikerumuni ratusan warga. Kendaraan yang melintas dari arah masuk dan keluar Kota Pontianak harus mengantre hingga ratusan meter. Polisi mengalihkan jalur lalu-lintas ke Jalan 28 Oktober dan Budi Utomo.

Disaat warga berkerumun melihat api membakar Ruko, terlihat seorang pemuda nyaris diamuk massa. Dia ketahuan mencopet. Pemuda itu langsung diamankan polisi yang bersiaga di lokasi kejadian.

“Diduga penyebab kebakaran karena arus pendek dari rumah warga yang berada di belakang ruko. Ada sembilan ruko dan sembilan rumah warga yang terbakar. Ada juga rumah warga yang hanya dapurnya saja terbakar,” kata Rata Ulam Silalahi, Lurah Siantan Tengah saat mengunjungi korban kebakaran, Senin (24/10).

Menurutnya, pegawai Kecamatan Pontianak Utara sudah memberikan informasi, terkait data korban kebakaran ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak.

“Korban kebakaran yang tidak mendapat tempat untuk mengungsi, akan dievakuasi ke posko pemadam kebakaran. Tidak ada korban jiwa, namun kerugian belum bisa dipastikan,” jelas Ulam.

Kebakaran menyisakan kesedihan mendalam Erwin Heng. Dia hanya memandang dari depan tokonya yang terkunci yang telah dipasang garis polisi. Ketika kejadian, dia tidak ada di Rukonya. Ditelepon kakaknya, dia pun menuju ke Ruko miliknya yang sudah terbakar.

“Sampai di sini jalan sudah diblokir, saya jalan kaki. Saya lihat api sudah membesar, tapi dari belalang ruko,” ungkap pria 41 tahun itu kepada wartawan, kemarin.

Erwin menjelaskan, kedua orangtuanya tinggal di Ruko yang terbakar tersebut. Ruko yang telah dibeli orangtuanya sejak 30 tahun yang lalu itu, juga dijadikan toko kelontong. Dia juga menjual pakaian dan mainan anak-anak serta kosmetik. Sedangkan Erwin tinggal di Rukonya Jalan 28 Oktober.

“Ada enam karyawan yang jaga di sini. Mereka tidak tinggal di sini. Tidak ada korban. Kedua orangtua termasuk semua karyawan selamat. Tapi semua habis. Ada yang terbakar, ada juga barang yang basah. Belum tahu kerugiannya berapa,” ungkap Erwin.

Suryadi, 62, mengaku berada di dalam Ruko saat kebakaran. Malam itu dia sedang makan. Melihat keluar, mendengar teriakan kebakaran. “Saya lihat api sudah merah menyala dari belakang. Saya ajak anak dan istri keluar untuk menyelamatkan diri,” ungkapnya.

Menurut Suryadi, api berasal dari luar, kemudian merembet ke dalam Rukonya. Dia mengaku baru satu minggu tinggal di Ruko itu. Lantai dasarnya disewakan untuk rumah makan. Namun Suryadi belum tau, barang apa saja yang terbakar. Karena dia belum melihat kondisi di dalam Rukonya.

“Isi Ruko ya peralatan rumah tangga. Ada TV di lantai dua. Saya belum bisa masuk, sudah ada garis polisi,” kata Suryadi yang mengaku membeli Ruko sejak 1994.

Sementara Said Buyad, 56, mengaku baru pulang salat Isya dari Surau tak jauh dari rumahnya. Mendapat kabar ada kebakaran, diapun belari menuju rumahnya.

“Saya lihat rumah ternyata sudah ada asap. Saya ajak keluarga untuk menyelamatkan diri,” kata Said.

Said tinggal di rumahnya bersama anak dan menantunya. Bangunan dua lantai itu diisi tiga kepala keluarga. Pria yang bekerja sebagai buruh bangunan ini berharap mendapatkan bantuan dari Pemkot, agar rumahnya yang rata dengan tanah bisa dibangun kembali.

“Barang-barang semua habis terbakar. Rumah saya rata dengan tanah. Untungnya semua keluarga selamat,” katanya.

Saat ini Said dan keluarganya mengungsi di rumah kerabatnya, tidak jauh dari rumahnya yang terbakar. Pemukiman warga yang terbakar merupakan kawasan padat penduduk. Lebar gang kurang lebih 1,5 meter, rumah warga berdempetan satu sama lain. Warga Gang Bersatu I tersebut bahu-membahu membantu korban kebakaran mengevakuasi puing bangunan.

Kemarin terlihat korban kebakaran mengambil barang-barang mereka yang masih bisa dipakai. Sekitar pukul 09.30 asap masih keluar dari dalam Ruko. Petugas Pemadam Kebakaran Siantan kembali menyemprotkan air. (amb)