eQuator.co.id – Singkawang-RK. Ribuan warga menghadiri Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) XI se Kalbar yang dipusatkan di Stadion Kridasana Singkawang, Senin (17/10) malam. Kegiatan tersebut dibuka Wakil Ketua MPR, DR (HC) Oesman Sapta Odang (OSO).
“Hari ini adalah hari kebangkitan melayu. Dan melayu adalah sebuah suku yang mau menerima semua suku yang datang ke Kalbar sebagai keluarganya,” ujar Oesman Sapta saat memberikan sambutan.
Oesman mengatakan, Kalbar dengan luas sekitar 137 ribu kilometer dengan penduduk sekitar empat juta, mustahil akan makmur. Makanya melayu membutuhkan suku bangsa Indonesia untuk bergabung membangun Kalbar.
“Melayu satu-satunya suku yang mau merangkul semua suku, bersama-sama membangun Kalbar,” tegas putra terbaik Kalbar itu.
Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Prof Dr. Chairil Effendy mengatakan, marwah adalah kehormatan dan harga diri. Dari sejak dulu melayu selalu menjaga kehormatan. “Dari dulu orang melayu selalu mempertahankan harkat dan martabatnya. Serta selalu menjaga budi bahasa, memelihara kesantunan, menghargai perbedaan, menjunjung seni dan keindahan, serta selalu taat beribadah kepada Allah,” katanya.
“Dengan begitu, mudah-mudahan kita masyarakat melayu selalu mendapat ridho dan keistimewaan dari Allah di dunia dan akhirat,” sambung mantan Rektor Universitas Tanjungpura (Untan) itu.
Wakil Gubernur Drs. Christiandy Sanjaya, MM mengatakan, pemerintah berupaya keras meningkatkan industri pariwisata. Dikatakannya, masyarakat melayu merupakan faktor terbesar dalam pembangunan di Kalbar.
“Saya mengajak dan mengharapkan masyarakat melayu Kalbar melalui MABM, bisa memajukan daerah, bahkan berprestasi hingga tingkat nasional,” harap Christiandy.
Menurutnya, berbagai ragam atraksi dan kegiatan budaya yang dilaksanakan dalam FSBM, berkaitan dengan pariwita berbasis budaya melayu. Tentunya dapat memberikan kontribusi dalam menghadirkan kujungan wisata.
“Kebudayaan mempunyai nilai stratigis dan energi positif dalam pembangunan pariwisata. Begitu juga pengembangan ekonomi kreatif, pembangunan sumber daya manusia yang sehat,” jelas Christiandy.
Kebudayaan mempunyai dan dapat mengatur manusia bertindak atau berbuat untuk Kalbar. Memiliki potensi dalam pengembangan wisata. “Saya secara khusus, menekankan melalui seni budaya, membawa petumbuhan dunia pariwisata,” tegas Christiandy.
Ketua Panitia FSBM XI, Syech Bandar mengatakan, secara keseluruhan jumlah peserta yang ikut dalam rangkaian lomba berjumlah 1.300 orang. Kontingen dari Kabupaten Bengkayang sebanyak 200 orang, Kapuas Hulu 175 orang, Ketapang 153 orang, Kubu Raya 45 orang, Landak 15 orang, Melawi 67 orang. Kemudian Mempawah 78 orang, Pontianak 132 orang, Sambas 114 orang, Sanggau 170 orang, Sekadau 102 orang, Sintang 125 orang dan Singkawang (tuan rumah) 116 orang.
Bandar mengatakan, ada 13 perlombaan dalam rangkaian FSBM. Kegiatannya dipusatkan di beberapa lokasi. Diantaranya Stadion Kridasana, Rumah Melayu, Gedung Pusat Informasi Pariwisata (PIP), Pendopo Kompleks Masjid Agung Nurul Iman Singkawang dan Sungai Selakau, Sambas.
“Kami atas nama panitia dan Pemkot Singkawang, mengucapkan terima kasih kepada Bupati Sambas. Karena telah memberikan izin kepada kami untuk menyelenggarakan lomba sampan bidar di Sungai Selakau,” kata Bandar.
Tujuan FSBM, melestarikan budaya melayu di Kalbar. Mengajak masyarakat Kalbar, bersama-sama melestarikan budaya melayu yang sudah ada sejak dahulu kala. “Tak kan punah melayu ditelan zaman,” tegas Bandar yang juga Sekda Kota Singkawang ini.
Tangkai Silat Piala Pertama
Juara umum ajang Festival Seni Budaya Melayu (FSBM) ke XI di Kota Singkawang menjadi tujuan utama Kabupaten Sanggau. Pada ajang dua tahunan ini, kontingen Bumi Daranante paling ramai diantara 14 kabupaten/kota di kalbar. Bahkan mengalahkan tuan rumah.
Jumlahnya kontingen mencapai 170 orang. Mereka turun di semua tangkai lomba yang diselenggarakan. Ada 13 nomor lomba, ditambah satu nomor eksibisi demi mencapai target yang dicanangkan.
“ Memang dari jauh hari kita persiapkan itu demi mencapai target yang diharapkan. Makanya kita turun disemua tangkai lomba. Bahkan juga eksibisi, makanya kontingen kita paling ramai,” ujar Ade Syafari, S.Hut, Sekretaris MABM Sanggau, Selasa, (18/10).
Ade juga mengungkapkan, hari pertama perlombaan, tangkai silat yang berlangsung di Stadion Kridasana, Sanggau berhasil menyumbangkan piala. Dia berharap tangkai-tangkai lainnya juga bisa meraih hasil yang maksimal.
“Di nomor tangkai silat, kita berhasil meraih juara harapan satu. Itu merupakan piala pertama. Diharapkan pula yang lain bisa menyusul untuk menyumbangkan piala-piala lainnya dan lebih baik lagi,” harap Ade.
Dikatakan Ade, masih banyak nomor-nomor perlombaan yang menjadi andalan Sanggau. Diantaranya sampan, hadrah, zapin, vocal group dan syair. “Meski begitu tidak menutup kemungkinan yang lain juga bisa memberikan yang terbaik untuk Sanggau,” ujarnya.
Juara Tangkai Merias Pengantin
Kontingen Ketapang meraih juara pertama tangkai merias pengantin dan peragaan busana melayu. Juara dua diraih Kapuas Hulu dan juara III Sambas. Juara harapan I Kota Singkawang, harapan II Kabupaten Mempawah dan harapan III Kota Pontianak.
Sementara Kayong Utara, Landak, Kubu Raya dan Sintang tidak ikut tangkai merias pengantin. “Lomba atau tangkai merias pengantin ini dinilai, mulai sebelum merias modelnya yang terdiri dari perempuan dan pria, kita juga lihat periasnya,” ujar Erlinda, SE, Koordinator Lomba kepada Rakyat Kalbar, Selasa (18/10).
Laporan: Suhendra, Kiram Akbar, Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono