eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pemangkasan anggaran oleh pemerintah pusat, berdampak pengurangan pula APBD Perubahan Pemkot Pontianak. Jika perencanaan awal sebesar Rp1,6 triliun, maka dipangkas menjadi Rp1,5 triliun.
Sebagaimana yang diketahui, APBD Kota Pontianak mengalami devisit sebesar Rp100 miliar lebih, kemudian menjadi Rp52,3 miliar. Dampak devisit itu membuat pembahasan anggaran di DPRD Kota Pontianak menjadi terhambat. Pasalnya pihak legislatif hendak menelusuri kenapa sampai bisa terjadi devisit yang cukup besar.
“Ini karena kita kaget atas devisit anggaran. Pengaruh devisit anggaran karena tidak dibayarnya beberapa kesepakatan dengan provinsi, ditambah dengan penarikan kembali tunjangan sertifikasi guru, kemudian ada pendapatan yang berpengaruh atas kondisi ekonomi sehingga dampaknya menjadi devisit,” kata Menurut Wakil Ketua DPRD Kota Pontianak Heri Mustamin, Senin (5/9) kepada Rakyat Kalbar.
Mau tidak mau, kata Politikus Partai Golkar ini, untuk menekan devisit itu legislatif dan eksekutif, sepakat melakukan pemangkasan di beberapa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Kegiatan yang dinilai kurang penting dan tidak berpengaruh pada pelayanan publik ditiadakan. Sehingga devisit tersebut sudah bisa teratasi.
Sementara rencana pembangunan yang tidak terpenuhi akan dianggarkan pada periode berikutnya. “Penggeseran atau pengurangan anggaran itu bisa saja kegiatan yang sudah direncanakan di muktiyears-kan. Misalnya infrastruktur, pendidikan dan lainnya, asalkan tidak berpengaruh dengan pelayanan publik,” jelas Heri.
Untuk menutupi devisit tersebut, lanjut dia, legislatif dan eksekutif bisa saja mengajukan pinjaman ke perbankan. Namun upaya itu tidak dilakukan dengan pertimbangan masih bisa menutupi devisit. Terlebih, cara tersebut dinilai akan menjadikan APBD Kota Pontianak tidak sehat.
“Melihat dan menelaah kondisi yang ada, kita minta agar Pemkot selektif dalam mengajukan rencana anggaran agar tepat sasaran untuk menghindari devisit sekecil mungkin. Catatan saya, dalam membuat agar memperhitungkan asumsi dan estimasi saja,” demikian Heri. (agn)