eQuator.co.id – Pontianak-RK. Maraknya kasus human trafficking (perdagangan manusia) di Kalbar, khususnya Kota Pontianak, menjadi pusat perhatian semua pihak.
Apalagi Kalbar berbatasan langsung dengan Malaysia. Kemudian di Pontianak sebagai ibu kota provinsi terdapat pelabuhan dan bandara menjadi tempat persinggahan. Korban human trafficking rata-rata usia produktif.
“Kepolisian meningkatkan kerjasama dan monitoring di tempat pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke perbatasan,” kata Kombes Pol Iwan Imam Susilo, Kapolresta Pontianak ditemui Rakyat Kalbar di Mapolsek Pontianak Timur, Sabtu (3/9).
Dikatakan Iwan, diantaranya korban perdagangan manusia, ada anak bawah umur. Modusnya, memalsukan identitasnya dengan menambah usianya. “Instansi terkait harus waspada. Ketidakwaspadaan ini memberikan peluang untuk memperbanyak korban lainnya,” tegasnya.
Polri melakukan upaya preemtif, mensosialisasikan kepada masyarakat, supaya jangan sampai menjadi korban kejahatan tersebut. Polisi juga berkerjasama dengan pemerintah daerah.
“Dengan berkerjasama ini, diharapkan dapat direspon oleh pemerintah daerah, agar menyediakan lapangan perkerjaan,” harap Kapolresta.
Kombes Pol Iwan mengungkapkan, berdasarkan penanganan sebelumnya, Warga Negara Indonesia (WNI) terutama perempuan yang ada di Malaysia, mendapat perlakuan kurang baik, pelecehan, bahkan mengalami kekerasan seksual.
“Belakangan ini ada kasus di Pontianak, korbannya warga luar Kalbar. Kita juga diajak kerjasama untuk pengembangan kasus tersebut,” ungkap Kombes Pol Iwan seraya mengimbau masyarakat agar berhati-hati dengan tawaran perkerjaan dengan diiming-imingi gaji besar. (amb)