Rejeki Ibarat Pasir di Pantai, Tinggal Mau Diambilnya Pakai Apa

MOTIVATOR. Iwan Santoso, seorang motivator ketika menjadi pembicara di seminar bertajuk "Step For success, Langkah-Langkah Bersaing dalam Dunia Entrepeneur dan Profesional", Sabtu (3/9) kemarin, di aula rumah dinas Wakil Wali Kota Pontianak. Fikri Akbar-RK

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Dalam hal bisnis, orang yang ingin sukses tak cukup hanya punya kemauan yang besar, tapi dia harus berani bertindak. Bahkan bagi orang-orang yang kemampuan besar sekalipun, jika dia tidak bertindak maka selamanya dia akan berada dalam posisinya semula.

“Hujan emas sekalipum pun di depan rumah kita, tapi kita tidak punya kemauan mengambilnya, tidak akan dapat,” kata Iwan Santoso, motivator pada acara seminar bertajuk “Step For success, Langkah-Langkah Bersaing dalam Dunia Entrepeneur dan Profesional”, Sabtu (3/9) kemarin, di aula rumah dinas Wakil Wali Kota Pontianak Jalan KS Tubun Nomor 5 Pontianak.

Pria yang menjabat Bendahara Umum Asosiasi Manajemen (AMA) Indonesia BPC Pontianak ini menekankan perlunya keberanian bertindak. Karena menurutnya ada berapa banyak orang yang secara lengkap memahami teori, punya kemampuam finansial, namun tidak berani memulai. Tapi sisi lain, tidak sedikit orang yang sukses karena dia punya kemauan tau keberanian untuk bertindak.

“Jadi rejeki itu bukan dicari, tapi dijemput. Karena rejeki itu ibarat pasir di pantai, setiap hari pasti ada, tinggal kita mau ngambilnya pakai apa, mau pakai sendok? Sekop? ember?,” ujarnya.

Langkah mudah untuk menjadi pengusaha sukses, pertama adalah jauhi pikiran negatif. Ganti dengan keyakinan. Yakin dalam melangkah. Karena kata dia, orang yang punya rasa takut lebih besar ketimbang rasa berani, akan sulit sukses.

“Kemudian orang sukses itu mau belajar. Berusahalah menjadi gelas kosong biar enak di isi. Kalau sudah merasa penuh, dia akan berhenti belajar,” pungkasnya.

Tujuan belajar untuk meningkatkan kapasitas diri kita.

“Contoh garam. Satu sendok garam dimasukkan ke dalam air setengah gelas, maka air itu akan terasa asin. Tapi kalau satu kolam, garam satu sendok tidak terasa asin. Artinya apa? Kita butuh kapasitas besar. Kesempatan mungkin belum datang saat ini, tapi sejak awal kita harus sudah mempersiapkan diri. Ketika kesempatan datang, kita sudah siap,” terangnya.

Kemudian langkah berikutnya, yakni membangun dan menjaga kepecayaan. Karena menurut pria yang akrab disapa Alenk ini, terkadang untuk level bisnis tertentu uang banyak tidak selalu menjadi jaminan kesepakatan.

“Kemudian pantang menyerah, coba dan terus coba. Napoleon Bonaparte sekalipun tidak pernah kalah berperang, tapi pada suatu saat dia kalah saat melawan pasukan Inggris. Napoleon di penjara. Waktu itu seluruh dunia ingin tahu kenapa Napoleon bisa kalah. Apa jawab Napoleon dari balik jeruji, dia hanya menjawab singkat, saya kalah karena pasukan Inggris berperang lima menit lebih lama,” ujarnya.

Seminar motivasi bertajuk “Step For success, Langkah-Langkah Bersaing dalam Dunia Entrepeneur dan Profesional” digelar Asosiasi Manajemen (AMA) Indonesia BPC Pontianak. Selain Iwan Santoso, AMA juga menghadirkan keynote speaker Edwin Kurniawansyah.

Iwan Santoso, pria yang lahir di Singkawang 7 September 1981. Selain rajin memberikan motivasi, lulusan sarjana Ekonomi Managemen Pemasaran International di STIE Yogyakarta ini mempunyai kegemaran berdagang.

Sebelum dirinya mendirikan beberapa perusahaan diantaranya CV Partner Sejati di Pontianak (2014), CV Royal Land (2015) di Ketapang, CV Diamond Land (2015) di Kuburaya, CV Ambassador Land (2014) di Singkawang, Iwan memulai usahanya dari berjualan es lilin di sekolah dan jualan bensin depan rumah. Dengan sekian pengalamannya, tak jarang Iwan alias Alenk diminta untuk mengisi seminar-seminar bisnis dibeberapa pulau di Indonesia, hingga ke Singapura dan Kuala Lumpur. (fik)