eQuator.co.id – Pontianak-RK. Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi mengunjungi Terminal Peti Kemas PT Pelindo II di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Jumat (2/9). Menteri Budi Karya Sumadi tiba sekitar pukul 18.30. Kunjungannya sangat singkat, tidak sampai 30 menit. Hanya melihat aktivitas bongkar-muat barang di terminal peti kemas, didampingi Wakil Gubernur Drs. Christiandy Sanjaya, SE, MM, Kapolda Irjend Musyafak, Wakil Walikota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono dan pejabat PT Pelindo II Pontianak.
“Saya melihat, bawasanya Pontianak ini sangat penting di Indonesia bagian barat dan perbatasan,” ungkap Budi Karya sambil berjalan di kawasan terminal peti kemas.
Menurut Menhub, logistik sangat penting dan harus di-support dengan pelabuhan yang memadai. Menhub terkejut melihat kapasitas penampungan di pelabuhan yang berada di pinggir Sungai Kapuas. “Aktivitasnya cukup besar,” katanya.
Saat ini Kementerian Perhubungan mengupayakan pembangunan tol laut. Melihat disvaritas harga daerah terpencil sangat mahal.
Suplai barang dari Jakarta-Pontinak sudah lancar menggunakan kapal-kapal swasta. Menhub berharap produktivitas angkutan barang meningkat. Sehingga harga di Jakarta dan Pontianak menjadi sama. “Ini akan meningkatkan perkembangan ekonomi di Kalbar, khususnya di Pontianak,” ujar Budi Karya.
Mengenai pembangunan pelabuhan internasional, Menhub Budi Karya mengaku saat ini sedang dibahas. Kementerian masih membuat planing wilayah pembangunan, apakah di Pantai Kijing, Kabupaten Mempawah atau di kawasan lainnya.
“Kalau di sini (Pelabuhan Pontianak) drafnya empat meter. Kalau di Kijing itu 14 meter. Jadi bisa dibayangkan, ada suatu pelabuhan yang besar lagi di Kalbar,” ungkapnya.
Saat ini barang harus ke Jakarta dulu baru bisa ke Pontianak. Apabila pelabuhan internasional sudah beroperasi dan dibangun, maka aktivitas akan langsung ke pelabuhan tersebut, tidak lagi ke Jakarta. “Tentunya aktivitas pengiriman barang dan lain sebagainya akan langsung ke Kalbar, termasuk dari luar negeri,” jelas Budi Karya.
Mengenai target pembangunan pelabuhan internasional, membutuhkan waktu cukup lama, sekitar 3-4 tahun. “Anggarannya Rp10-12 triliun,” katanya.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono