eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pasca terbakar Agustus 2015 lalu, Pasar Tengah Kota Pontianak disoroti DPR untuk dibangun kembali. Pemkot sudah menyediakan Rp15 miliar, belum termasuk dana pusat Rp60 miliar yang digelontorkan Departemen Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Perdagangan.
Dana yang digunakan untuk membangun Pasar Tengah baru Rp53,529 miliar. Dana tersebut berdasarkan nilai kontrak pelaksana kerja PT Guna Karya Nusantara. Total bangunan yang dikerjakan sebanyak tujuh blok. Masing-masing blok dibangun dua lantai dengan panjang 75 meter dan lebarnya 14 meter.
“Namun baru enam blok yang dikerjakan. Karena satu bloknya diadendum terkait item pekerjaannya,” kata Hendrik, direktur PT Guna Karya Nusantara saat mendampingi Wakil Walikota Pontianak dan rombongan Komisi IV DPR meninjau pembangunan Pasar Tengah, Jumat (2/9).
Hendrik menjelaskan, progres pembangunan yang dilakukannya saat ini sudah mencapai sekitar 20 persen. Dia optimis 30 Desember 2016 sudah rampung, sesuai target.
“Nilai kontraknya Rp53,529 miliar. Kami optimis Desember selesai. Sejauh ini tidak ada kendala, uang muka sudah diterima. Selain itu kami juga setiap hari Selasa selalu diminta melaporkan progres pekerjaan ke Disperinsagkop Kota Pontianak. Tujuannya agar pekerjaan termonitor dengan baik,” jelas Hendrik.
Wakil Walikota Pontianak, Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MT mengatakan, kehadiran Komisi VI DPR Bidang Perdagangan ke Pasar Tengah, meninjau revitalisasi pasar yang saat ini sedang berjalan. “Maksudnya melihat secara langsung pelaksanaan pembanuunan, model perencanaan, proses, sampai pelaksanaannya. Yang akhirnya mendapat penjelasan dari kita,” ujar Edi.
Dikatakan Edi, Komisi IV hendak menguji laporan yang disampaikan Departemen Perdaganagan. “Sejauh ini, kondisi fisik sudah mencapai 16,7 persen. Yang sudah selesai diantaranya pondasi, lantai dan kolom yang saat ini sedang dikerjakan. Target yang disyaratkan tercapai, empat bulan lagi. Nah kita juga memotivasi pelaksana (PT Guna Karya Nusantara) agar lebih cepat menyelesaikan pekerjaannya,” tegas Edi.
Edi mengaku, para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang selama ini berjualan di luar akan ditata, masuk ke dalam kios-kios di bangunan dua lantai. Semua jenis dagangan pun akan ditata seragam. Tujuannya, agar para pedagang merasa nyaman dan omzetnya meningkat. “Pemkot akan memprioritaskan pedagang lama,” janji Edi.
“Pasar ini akan menjadi kawasan heritage (warisan budaya). Menjadi salah satu ikon kawasan pertumbuhan ekonomi Kota Pontianak. Bentuknya tidak berubah. Nanti juga ada beberapa kawasan khusus parkir. Kita tata secara konprehensif, jalannya, drainase, sanitasi dan lain-lain. Artinya konsepnya tetap tradisional, namun ditata secara modern,” sambung Edi.
DPR Tambah Anggaran
Pelaksana Tugas Komisi VI DPR, Lili Asjudireja mengapresiasi konsep perencanaan Pasar Tengah yang dibuat Pemkot Pontianak. Sayangnya, dana yang dikucurkan pemerintah pusat sangat sedikit. Sehingga renovasi yang dikerjakan hanya cukup untuk kebutuhan komplek bangunan pasar. Tidak lebih.
“Terus terang saja, rencananya dana pusat untuk Pasar Tengah Rp300 miliar sekian. Namun yang dikucurkan hanya Rp60 miliar dan dari daerah hanya Rp15 miliar,” kata Lili usai meninjau lokasi Pasar Tengah, Jumat (2/9).
Informasi yang diterima Komisi IV dari Departemen Perdagangan, pemerintah pusat menargetkan 5000 pasar baru selama lima tahun. Artinya, akan dibangun 1000 pasar baru setiap tahunnya di berbagai daerah.
“Kita berharap lebih banyak lagi (kucurkan dana) di Kalbar. Harus merata. Kita juga minta, jangan kita membangun pasar, tapi pasarnya kosong,” tegas Lili.
Komisi VI, kata Lili, mendukung tambahan anggaran untuk pembangunan Pasar Tengah. Saat ini posisi Komisi VI masih menunggu usulan dana yang akan diajukan Departemen Perdagangan. “Kita dukung supaya mendapat anggaran lebih,” janjinya.
Terlepas soal tambahan dana, Lili mengharapkan setelah pekerjaan Pasar Tengah rampung, para pedagang yang dulunya diungsikan, akibat bencana kebakaran pada Agustus 2015 lalu, dapat kembali menempati kios baru.
“Selesai ini, dikembalikan. Ya betul-betul berjualan di situ. Kita harap para pedagang bisa kembali normal berjualan,” harap Lili.
Laporan: Fikri Akbar
Editor: Hamka Saptono