Musyafak Hadiri Pemakaman Dayat

eQuator.co.id – Jenazah Dayat yang tewas ditembak polisi saat penangkapan,  dimakamkan di Pemakaman Muslim Wan Kimih, Jalan Tanjung Raya I, Gang Taslim, Pontianak Timur, Rabu (31/8) pagi.

“Wan, mana Abah Wan?,” tanya seorang bocah kepada kakeknya setelah  jenazah dikebumikan. Bocah lelaki itu tak lain anak bungsu dari tiga saudara keturunan alm Dayat.

Ia tak begitu tampak sedih, lantaran belum mengetahui bahwa ayahnya telah pergi untuk selama-lamanya. Tangis dalam prosesi pemakaman ini seketika pecah dari para keluarga dan kerabat ketika melihat anak-anak dan istri yang ditinggalkan Dayat.

Pemakaman yang penuh dengan isak tangis itu juga dihadiri Kapolda Kalbar, Irjen Pol Musyafak berserta jajaran pejabat Polda dan TNI. Kehadiran Kapolda dalam pemakaman Dayat merupakan bentuk simpati kepolisian atas peristiwa yang tak diinginkan itu.

Usai pemakaman, Kapolda menyampaikan dukacita atas meninggalnya Dayat. Kata Musyafak, semua mahluk hidup pasti akan mati. Hanya kapan dan caranya yang berbeda beda.

“Almarhum oleh Tuhan telah ditakdirkan meninggal dengan cara seperti itu. Kita yang hadir di sini juga akan menyusul, hanya caranya yang berbeda, semuanya tidak ada yg tahu. Termasuk kapan kita akan dipanggil-Nya,” tuturnya.

Atas nama kepolisian, Kapolda Kalbar meminta maaf atas kejadian tersebut yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Ia berharap keluarga dan kerabat untuk mengikhlaskan kepergian Dayat.

“Saya berharap dengan kejadian ini, agar tidak meluas sehingga tidak ada korban lagi. Semoga arwah almarhum diterima di sisi-Nya sesuai amal ibadah,” harapnya.

Musyafak bilang, dirinya yang bukan putra Kalbar saja ingin Kalbar ini kondusif dan aman. Maka dari itu, jangan lagi ada pihak-pihak yang membuat permasalahan ini jadi memanjang.

“Berita nasional sekarang sudah ramai. Bahwa kejadian di Polsek Pontianak Timur ini menjadi isu nasional. Kita kan malu,” terangnya.

Padahal, lanjut dia, kejadiannya tidak sesuai yang beredar di jejaring sosial atau media sosial (Medsos) yang disampaikan masyarakat. “Ini menjadi introspeksi kita agar jangan gampang terprovokasi. Medsos kalau memberitakan jelek, itu akan berdampak kepada khalayak ramai,” papar Musyafak.

Pihak keluarga Dayat, Bujang Mulia, mengapresiasi pihak kepolisian dan TNI yang mau hadir dalam proses pemakaman itu. Serta dalam pembiayaan. Pihak keluarga berjanji tidak akan memperpanjang masalah tersebut.

“Kami pihak keluarga meminta seluruh rekan dan kerabat untuk memaafkan segala kesalahan dan perbuatan korban selama almarhum masih hidup,” kata Bujang.

Pukul 10.25, pemakaman selesai, berlangsung aman, tertib, dan lancar. Proses pemakaman ini juga dijaga dengan melibatkan satu pleton Kodim 1207/BS Pontianak, satu pleton Gegana Brimob Polda Kalbar, dan satu regu Lantas Polresta Pontianak.

Terpisah, Wali Kota Pontianak, Sutarmidji meminta masyarakatnya menjaga situasi kondusif. “Protes boleh, tapi jangan anarkis,” pintanya di Gedung PCC kepada sejumlah wartawan.

Menurut pria yang karib disapa Bang Midji itu, masyarakat Kota Pontianak adalah masyarakat hebat sehingga menjadi kebanggaan tersendiri saat ia memimpin. “Insya Allah, tidak ada masalah lagi. Saya mendapat informasi sudah diselesaikan, dan ini sesuatu hal yang biasa dalam pelampiasan, tidak apa. Tapi, itu tadi, jangan anarkis,” jelasnya.

Sambung dia, “Bede pendapat boleh, namun dalam penyelesaiannya dengan yang baik-baik”.

Bang Midji juga mengatakan, peran pemerintah ada dalam hal ini, yakni membentuk atau membangun masyarakat Kota Pontianak yang bisa meletakkan ketidakpuasan pada prosedur yang benar. “Saya ingin masyarakat terbiasa seperti itu, jangan panik. Insya Allah dengan pembicaraan baik-baik, semua dapat diselesaikan. Semuanya,” dia menekankan.

Makanya, ketika mendengar insiden tersebut, ia menyakini kepolisian dapat menyelesaikannya. “Dengan cara-cara yang menyejukkan, termasuk peran media dalam menyampaikan informasi,” pesannya.

Bagi dia, hidup ini capaiannya adalah kesejahteraan dan kebahagiaan. “Jangan kita bikin pusing, buat hidup ini semakin nyaman, biar masuk surga semuanya,” pungkas Bang Midji. (*)

Marselina Evy, Ocsya Ade CP, dan Achmad Mundzirin, Pontianak