eQuator.co.id – MATARAM- Artis Gatot Brajamusti, harusnya menikmati momen terindah dalam hidupnya. Ia baru saja terpilih untuk kali kedua sebagai Ketua Umum (Ketum) Persatuan Artis Film Indonesia (Parfi) dalam Kongres Parfi di Mataram. Bahkan Senin (29/8) ini juga Gatot berulang tahun yang ke-54. Tapi, dua momen spesial itu justru berakhir antiklimaks. Setelah kongres selesai, ia ditangkap gabungan polisi dari Polres Mataram, Polres Lombok Barat di Hotel Golden Tulip, Mataram, Minggu (28/8).
Polisi menuding, pria kelahiran 29 Agustus 1962 itu menyimpan narkoba jenis sabu di kamar hotelnya. Di situ ada pula istrinya Dewi Aminah. Dari lokasi ini polisi menyita satu klip plastik berisi sabu dan alat hisap sabu.
Kabarnya, sebelum ditangkap, pria kelahiran Sukabumi, Jawa Barat hendak merayakan ulang tahun di hotel tersebut. Rekan sesama artis sedang menunggu di kolam renang hotel. Tapi, sebelum Gatot meniup lilin ulang tahunnya, polisi lebih dulu mencokoknya.
Saat ini, Gatot bersama istrinya ditahan di Satnarkoba Polres Mataram. Hingga siang kemarin (29/8), polisi masih memeriksa keduanya. Polisi juga belum meningkatkan keduanya sebagai tersangka.
”Iya, memang benar Ketum Parfi. Kami amankan juga seorang perempuan, yang diketahui istrinya,” kata Kapolres Mataram AKBP Heri Prihanto kepada wartawan, kemarin.
Menurut polisi Gatot ditangkap sekitar pukul 23.00 Wita. Penangkapan ini berlangsung di Kamar 1100, Hotel Golden Tulip, Selaparang, Kota Mataram. Penangkapan serta penggeledahan disaksikan security hotel golden tulip M Zaky dan Nutasip.
”Untuk penetapan tersangka, kami masih memeriksa yang bersangkutan secara intensif,” tegasnya.
Dalam penggeledahan tersebut petugas menemukan barang yang diduga milik Gatot. Rinciannya, satu klip kristal putih diduga sabu, bong, pipet kaca, dua buah sedotan, korek gas, dua buah dompet berisi KTP, uang tunai, dan handphone.
Sementara, hasil penggeledahan terhadap Dewi Aminah (istri Gatot Brajamusti), petugas mendapati satu klip plastik kristal putih diduga sabu, bong, dua pipet kaca, empat buah sedotan, lima korek gas, dompet, uang tunai, handphone, satu strip obat, dan dua buah kondom.
”Barang bukti tersebut kami amankan dari kamar yang bersangkutan. Saat ini kami sedang melakukan pengembangan,” tandasnya.
Sementara itu, ketika Heri ditanya terkait hasil tes urine, ia belum bisa menjawab secara rinci. Karena masih dalam proses pemeriksaan di Bapelkes Mataram. “Hasil tes urine belum tahu,” ungkapnya.
“Kado Pahit” bagi AA Gatot rupanya tak berhenti sampai disini. Pasalnya selepas penggerebekan di Mataram, Tim Satgassus Merah Putih dari Mabes Polri langsung melakukan pengembangan di kediamannya di Jalan Niaga Hijau 10 Nomor 1 Pondok Pinang Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Hasilnya, polisi menemukan barang bukti lain. Seperti 30 jarum suntik, sembilan bong sabu, tujuh cangkong hisap sabu, 39 buah korek dan satu bungkus sabu.
“Dari informasi pusat, diperkirakan (sabu) beratnya 10 gram,” sambung Kabid Humas Polda NTB AKBP Tri Budi Pangastuti.
Tak hanya narkoba polisi juga mengaku menemukan beberapa amunisi yang diduga illegal. Seperti, tiga kotak amunisi, satu buah senjata api jenis Glock 26, satu buah sangkur dan holder, 765 Browning/32 auto, 500 butir amunisi 9 milimeter, satu kotak amunisi fiochini.
Dengan kepemilikan amunisi yang diduga illegal tersebut, Gatot juga diancam dengan Undang-undang Darurat nomor 12 tahun 1951.
Selain itu, polisi juga menemukan barang bukti terkait dengan perlindungan satwa. Dimana dirumahnya, satu ekor harimau Sumatera yang sudah offset dan satu ekor elang jawa.
“Dari semua barang bukti tersebut diserahkan ke Mabes Polri,” terang Tri Budi.
Terkait kasus ini penasihat hukum Gatot Brajamusti, Irpan Suriadiata terlihat masuk ke ruang penyidik Satnarkoba Polres Mataram kemarin. Hanya saja saat ditanya wartawan, ia tak berkomentar banyak.
”Nanti, nanti,” katanya.
Pihak Gatot sendiri sudah mengajukan permohonan penangguhan penahanan. Hanya saja hingga tadi malam Polres Mataram belum mengabulkan. Kapolres Mataram menyebut pihaknya masih membutuhkan waktu setidaknya tiga kali 24 jam untuk memeriksa keduanya.
Rekan Artis Tuding Gatot Dijebak
Rekan Gatot Brajamusti, Ozi Sulaiman Sudira nampak ikut menjenguk. perihal sabu yang diamankan polisi tersebut. Karena, saat itu posisi di kamar hotel Gatot terlalu banyak orang.
“Saat itu, semua orang keluar masuk ke kamar hotel,” ungkapnya.
Karena itu Ozzy menduga barang haram tersebut sengaja diletakkan oleh seseorang yang mungkin tidak suka dengan Gatot. “Saya kira ini adalah unsur politis. Terlebih lagi momennya ini kongres Parfi,” duganya.
Untuk itu, pihaknya masih mencari tahu kebenaran atas kasus tersebut. terlebih lagi, ia hasil tes urine belum selesai.
“Kita ingin lihat dari CCTV siapa yang memang mencoba menjebak Gatot,” ungkapnya.
“Kita serahkan saja semua kasus ini ke kepolisian,” sambungnya.
Saat ini, pihaknya masih berusaha untuk melakukan permohonan penangguhan penahanan agar Gaatot bisa pulang ke Jakarta.
Rekan Gatot lainnya, Novie Chandra terlihat juga datang menjenguk. Ia cukup lama berada di ruang Satnarkoba. Usai menjenguk Gatot, ia mengatakan, rekannya itu dalam kondisi sehat.
”Beliau sehat-sehat saja,” terang dia di Polres Mataram, kemarin.
Pesinetron ini mengaku tidak banyak tahu kasus yang menimpa Gatot. Ia hanya mendengar kabar dari rekannya jika Gatot ditangkap karena kasus narkoba. ”Saya tidak tahu banyak,” terang dia.
Sebelum ditangkap, ia mengaku sempat berkomunikasi. Saat itu, Gatot bicara soal kongres Parfi. ”Cuma itu saja,” akunya.
Ia cukup menyayangkan jika memang Gatot terlibat narkoba. Menurut dia, dunia artis memang rawan narkoba. ”Saya sesalkan kalau memang beliau terlibat kepemilikan narkoba,” pungkasnya.
Hotel Golden Tulip Mengaku Kecolongan
Sementara itu terkait penangkapan Gatot pihak Hotel Golden Tulip, Mataram mengaku kecolongan karena ada tamu hotel yang membawa narkoba.
“Kami sebagai tuan rumah tentu sangat kaget. Mengenai penggeledahan, pihak kepolisian datang memberitahu kepada pihak hotel yang disertai surat tugas,” terang Azzuddin, General Manager Incharge Hotel Golden Tulip Mataram, pada Lombok Post, kemarin (29/8).
Dikatakan, penggeledahan dilakukan setelah Kongres Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI) pada 26-27 Agustus 2016 selesai. Dimana, Gatot Brajamusti terpilih menjadi Ketua Umum PARFI periode 2016-2021. “Pemeriksaan keamanan sudah sesuai standar dan kedepannya kita akan meningkatkan lagi dari segi keamanannya,” tegas Azzuddin.
Dari pantauan koran ini, suasana hotel masih tampak normal. Dampak penggeledahan dinilai tidak berpengaruh signifikan terhadap okupansi hotel.
“Usai kongres, Minggu pagi para tamu dan artis sudah langsung check out. Kalau pun ada, sudah check out pagi tadi (kemarin, Red),” tandasnya. (jlo/arl/ewi/r2)