Pulangkan ke Daerah Asalnya, Pontianak Bukan Penampung Orang Gila

TANPA BUSANA. Seorang pria diduga tak waras berjalan di Jalan KH Wahid Hasyim Pontianak, beberapa waktu lalu. Fikri Akbar-Rakyat Kalbar

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ketua DPRD Kota Pontianak Satarudin SH merasa risih banyaknya orang gila (Orgil) yang berkeliaran di Kota Pontianak. Dirinya minta Dinas Sosial dan Tenaga Kerja (Dinsosnaker) Kota Pontianak untuk melakukan patroli setiap harinya.

“Kita minta orang-orang gila atau tak waras yang berkeliaran di pinggir jalan ditangkap, jangan dibiarkan,” tegasnya, Kamis (25/8). Politikus PDIP yang biasa disapa Satar ini tidak ingin Kota Pontianak yang sudah aman dan kondusif, tiba-tiba menjadi Kota yang tak aman hanya karena Orgil.

“Saya lihat itu memang banyak orang gila berkeliaran, ditangkap dan diamankan serta ditangani lah, kan ada anggarannya,” sebutnya. Orgil yang berkeliaran jangan dianggap permasalahan biasa. Melainkan persoalan luar biasa. Mereka bisa meresahkan dan membahayakan masyarakat Kota Pontianak.

“Kalau datang peningnye, orang gile itu main bakar, bawa kayu main pukul kepala orang bagaimana, ini bahaya. Jadi ini bukan masalah biasa,” tuturnya. “Banyak benar, ade yang telanjang, ade yang joget-joget. Dinas harus cepat menangani hal ini,” timpal Satar. Satar tidak ingin ada warga Kota Pontianak akibat ulah Orgil.

“Iya lah, kalau sudah mengganggu, meresahkan itu bahaya. Orang gila kan tidak berfikir, suka-suka dia saja. Jadi jangan sampai lah masyarakat jadi korban orang gila. Mau dilaporkan pun tak bisa, karena mereka saja tidak waras. Maka dari itu kewajiban dinas mengamankan dan menanganinya,” pintanya.

Selain mengamankan dan menanganinya, Dinas Sosial juga wajib mencari tahu asal Orgil tersebut. Jika kebanyakan datang dari luar, Pemkot wajib mengembalikan ke daerah asalnya.

“Hubungi Pemda dan Pemkot tempat orang gila itu berasal. Pulangkan, karena Kota Pontianak bukan menampung orang-orang gila. Kecuali yang tidak diketahui asal usulnya, berarti harus ditangani Pemkot Pontianak,” pungkasnya. Intinya, sambung dia berkenaan dengan Orgil, Dinas Sosial harus proaktif rutin patroli menyisir jalanan.

“Kemudian proaktif masyarakat, ketika melihat dan mengetahui ada orang gila segera memberikan informasi kepada Dinas Sosial, karena itu kewajiban Dinas Sosial menanganinya,” tutup Satar.

Seram Lihat Orgil Berkeliaran

Maraknya Orgil berkeliaran di pinggir jalan, bahkan ada yang sampai masuk ke pemukiman membuat warga resah. Seperti yang diutarakan Nurul. Warga Kecamatan Pontianak Timur ini mengaku punya pengalaman sendiri ketika berhadapan dengan Orgil. Ia pernah dikejar Orgil yang ditemuinya di pinggir jalan.

“Saya pulang sekolah kan jalan kaki, terus ada orang gila yang ber papasan dengan saya. Tidak ada  saya ganggu, tapi malah orang gila itu mengganggu, saya malah dikejarnya,” jelasnya, Kamis (25/8).

“Orang gila itu hanya pakai celana dalam saja, seram saya. Sampai nangis-nangis. Beruntung ada warga yang mengusir dan membuat orang gila itu kabur,” sambung pelajar disalah satu SMA di Pontianak Timur ini.

Maraknya Orgil yang berkeliaran di Kota Pontianak, perempuan berusia 17 tahun ini berharap cepat ditangkap dan diamankan. Baginya Orgil sesuatu yang sangat menyeramkan. “Kita ini wanita, kalau orang gila itu macam-macam bagaimana?,” tanya Nurul.

Terpisah, warga Kecamatan Pontianak Barat Ridwan baru-baru ini mengaku nyaris berkelahi dengan Orgil. Itu bermula ketika ia mengusir Orgil agar tak mengganggu warga. Bukannya pergi, malah ia yang ditantangnya berkelahi.

“Hampir saja kelahi, tetapi kami kan ramai sama warga, kami usahakan saja buat orang gila itu tak mengganggu warga. Ya, kita selaku masyarakat resah lah, kalau seperti ini. Mau dilawan itu orang gila, mau dibiarkan tapi mengganggu, serba salah kan jadinya,” tutur Ridwan. Ridwan berharap pemerintah menangani Orgil yang berkeliaran. Sehingga Kota Pontianak zero Orgil. “Mudah-mudahan saja pemerintah serius menanganinya,” harap Ridwan. (Zrn)