April-Mei Dua Kejadian, Tiba-tiba Agustus Jadi 34

SIRAMI TERUS. Teguh, warga Gang Nazar, Jalan Paris II Pontianak, terus menyirami api dengan alat seadanya, Senin (22/8). Berharap rumahnya selamat dari kebakaran lahan tersebut. Achmad Mundzirin-Rakyat Kalbar.

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tercatat 34 kebakaran lahan yang terjadi di Kota Pontianak sejak awal bulan Agustus 2016. Lokasi terbanyak di Kecamatan Pontianak Tenggara dan Utara.

“Karena pembukaan lahan bercocok tanam di Pontianak Utara dan pembangunan perumahan di Pontianak Tenggara,” jelas Wakil Wali Kota Edi Kamtono, usai membuka acara pelatihan khusus Karhutla di Kantor BPBD Pontianak, Jalan Sutoyo, Senin (22/8) pukul 08.30 WIB.

Ia menjabarkan, pembakar lahan di Pontianak Utara adalah petani yang menggarap lahan sayur mayor. Sedangkan di Pontianak Tenggara adalah pembangun (developer).

“Kalau petani itu kita bina, sedangkan warga yang membuka lahan dengan cara membakar untuk perumahan itu kita tangkap,” tuturnya.

Setakat ini sudah lima pelaku yang diamankan. “Satu pemilik tanah yang dilakukan proses hukum,” sambung politisi Partai Gerindra ini. Ia mengakui, kebakaran yang diakibatkan pembukaan lahan untuk perumahan lima hari tidak dapat dipadamkan.

Bicara soal anggaran, Edi memaparkan yang digunakan sebesar Rp2 miliar pertahunnya. “Kalau untuk membantu swasta itu kita ada prosedurnya, tidak bisa serta merta. Mungkin lewat bantuan sosial,” paparnya.

Dikatakan dia, Damkar swasta saat ini memang mengeluh ketika harus memadamkan api yang membakar lahan. Lantaran, Damkar swasta lebih terbiasa mengatasi kebakaran rumah atau bangunan.

Karena itu, Edi berharap, petugas dan relawan yang dilatih bisa lebih terampil dan efektif membantu memadamkan api. “Minimal, di Kota Pontianak, ketika terjadi musibah atau bencana kebakaran cepat teratasi dan kebakaran tidak meluas maupun membesar,” tutupnya.

95% LAHAN SENGAJA DIBAKAR

Terpisah, Kepala BPBD Kota Pontianak, Aswin Thaufik menyampaikan, lonjakan kasus kebakaran lahan di Kota Pontianak terjadi selama Agustus 2016. Hingga Senin (22/8), terjadi 34 kasus.

“Paling rentan itu di Pontianak Utara, Tenggara, dan Selatan, yang paling hebat di Tenggara. Pada April atau Mei, hanya ada dua kejadian, tiba-tiba di Agustus ini kita mencapai 34 kejadian kebakaran lahan. Ada satu hari yang tujuh kali kejadian,” beber dia, Senin (22/8), di kantornya.

Aswin menyatakan, tingginya angka kasus kebakaran lahan ini tak lain karena minimnya kesadaran masyarakat. “95 persen karena kesengajaan. Tahap awal kita sudah patroli dan melakukan edukasi. Sosialisasi sudah, pasang baliho di delapan titik di Tenggara, Selatan, Utara,” tuturnya.

Yang paling mengherankan adalah beberapa kali ditemukan ada warga yang hampir tidak mau peduli dengan kebakaran yang terjadi di lingkungannya. “Contoh, ada kebakaran, kita tanya kenapa tidak Bapak padamkan? Dia bilang ‘bukan tanah saye pak’. Kemudian waktu pemadaman, pernah kita minta airnya, eh dia tidak mau,” ungkap Aswin geleng-geleng kepala.

Seharusnya, kalau ada orang bakar lahan ya ditegur. “Jadi, apapun strategi yang kita lakukan, kalau kesadaran tidak terbentuk tetaplah seperti ini. Problem kita di situ,” tukasnya.

Hingga berita ini diturunkan, tim antisipasi kebakaran lahan Kota Pontianak telah mengamankan lima orang pemilik lahan. “Satu orang kita Tipiring, kita minta dia bikin pernyataan. Sebenarnya banyak, cuman kadang kita ke lokasi orangnya tidak ada,” tutup Aswin.

Laporan: Achmad Mundzirin dan Fikri Akbar

Editor: Mohamad iQbaL