eQuator.co.id – Senin (15/8) sekitar pukul 07.30 WIB, suasana dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas II A Pontianak tampak tak seperti biasa. Tatapan mata horor penuh makna para warga binaan pemasyarakatan (WBP) berubah menjadi kalem.
Meskipun pernah, bahkan berulangkali, terlibat dalam tindak pidana, mereka juga warga negara Indonesia yang ingat dengan hari istimewa bangsanya sendiri. Perayaan kemerdekaan. Pagi itu, para WBP tampak antusias mengikuti dan menikmati kegiatan yang diprakarsai Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham).
Mereka membaur tanpa membedakan suku dan agama. Raut sangar para WBP berubah menjadi wajah-wajah bersemangat yang meneriakkan “merdeka, merdeka, merdeka” berulang kali. “Senang kami bang. Kami terhibur dengan hal ini. Jarang-jarang bisa membaur dan saling kenal dengan warga binaan lainnya,” tutur Syarifah Metty, warga binaan kasus Narkoba sambil ngos-ngosan usai berteriak.
Ibu rumah tangga asal Pontianak Timur ini satu diantara ribuan WBP lainnya yang dengan lantang berteriak merdeka sambil mengibarkan Merah Putih kecil yang digenggam erat di tangannya. Menariknya, tiga Batita, anak dari WBP ikut menggenggam Merah Putih yang dibagikan petugas Lapas.
“Kami merasa bahagia seperti ini, apalagi kalau kami bisa bebas,” cetus salah seorang ibu dari Batita itu. Dia berasal dari Surabaya, juga menjalani hukuman kasus Narkoba. Sayang, tak banyak percakapan yang bisa terjalin dengan awak Rakyat Kalbar.
Ternyata, suasana yang baru saja dinikmati mereka ini merupakan rekor nasional. Tentu, dengan melibatkan WBP seluruh Indonesia. Rekor ini dipecahkan Ditjen PAS Kemenkumham pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-71 Republik Indonesia.
Tak cukup satu, dua rekor dipecahkan secara nasional dan terdaftar di Museum Rekor Indonesia (MURI), yakni menyanyikan lagu Nasional Kemerdekaan Indonesia secara serempak seluruh tanah air dan lomba bakiak atau terompah panjang terbanyak.
Di Kalimantan Barat sendiri, setidaknya melibatkan lebih dari tiga ribuan WBP dan pegawai dari seluruh Lapas dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) yang ada. Mereka ikut ambil bagian dalam mengukir sejarah tersebut.
“Untuk keseluruhan di Indonesia sekitar 150 ribu warga binaan dari sekitar 400 Lapas dan Rutan. Sedangkan di Kalbar, lebih dari tiga ribuan warga binaan dari seluruh Lapas dan Rutan yang ada di sini. Angka itu termasuk pegawainya,” ujar Bambang Widodo, Kepala Kantor Wilayah Kemenkumham Kalbar, usai ikut bernyanyi dan melepas perlombaan terompah panjang di Lapas Klas IIA Pontianak.
Namun, lanjut dia, karena permasalahan teknis seperti susahnya jangkauan koneksi ke seluruh Lapas dan Rutan di Kalbar, maka hanya ada enam Lapas dan Rutan yang tersorot kamera dan disaksikan langsung Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly di halaman Lapas Cipinang, Jakarta.
Enam Lapas itu, selain Lapas Klas IIA Pontianak dengan jumlah WBP dan pegawai sekitar 1.000 orang, yaitu Rutan Mempawah 250 orang, Lapas Singkawang 400 orang, Rutan Sanggau 310 orang, Lapas Sintang 395 orang, dan Lapas Ketapang 397 orang. “Kegiatan ini sifatnya serempak dan secara langsung disaksikan Pak Menteri melalui kamera online. Jadi total dari enam Lapas dan Rutan di Kalbar yang tersorot kamera ini ada 2.752 orang. Di kabupaten lain juga melaksanakan, cuma karena jangkauan sinyalnya kurang baik, maka tidak disorot kamera,” terang Bambang.
Kegiatan yang dimulai serempak pada pukul 08.00 WIB itu bertajuk “Pemasyarakatan PASTI SMART Untuk Indonesia Hebat”. Acara diawali dengan menyanyikan lagu nasional Kemerdekaan Indonesia. Para WBP dari berbagai blok dan jenis kasus mengenakan seragam yang bertuliskan Laponti (Lapas Pontianak). Untuk WBP peserta lomba terompah panjang mengenakan pakaian adat beragam suku di Indonesia. Usai bernyanyi, gelak tawa pun pecah dengan kelucuan mereka saat memainkan permainan tradisional tersebut. Pasalnya, tak sedikit yang terjatuh.
Bambang mengatakan, kegiatan ini sedianya merupakan kegiatan pembinaan dengan tujuan untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme dan semangat gotong royong para WBP. “Wajibnya seluruh Indonesia melaksanakan dua hal itu, nyanyi bareng dan lomba terompah panjang. Namun, untuk perlombaan lainnya disesuaikan dengan kondisi dan budaya di daerahnya masing-masing. Selain hadiah dari Pak Menteri, dari kami juga ada,” jelasnya.
Sebelum event tersebut, petugas Lapas Klas IIA Pontianak telah melaksanakan serangkaian kegiatan untuk meriahkan HUT RI seperti pertandingan sepakbola pria dan wanita serta balap karung. Hari ini, Selasa (16/8), akan dilaksanakan lomba panjat pinang. Tak hanya memberikan hiburan bagi WBP, mereka nantinya juga akan diberi potongan masa tahanan dalam rangka Kemerdekaan Indonesia.
“Remisi ada, tapi berapa jumlahnya akan dijawab pada waktu 17 Agustus nanti,” tutur Bambang.
Dengan demikian, ia berharap, kelak setelah mengakhiri masa tahanan, WBP dapat menjadi masyarakat yang lebih baik, patuh peraturan perundang-undangan. “Jadilah warga negara yang taat dengan hukum, etika, dan moral di tempat domisili masing-masing,” pungkasnya. (*)
Ocsya Ade CP, Pontianak