eQuator.co.id – Waduh, rasa kemanusiaan di kalangan aparatur sipil negara (ASN) Kalbar mungkin sudah tergerus. Kemarin, untuk mengumpulkan pendonor darah dari kalangan ASN saja, Gubernur Cornelis sampai harus menelpon anggota ‘kabinet’-nya satu persatu.
Kegiatan aksi donor darah ini dalam rangkaian peringatan HUT ke-71 RI. Dilaksanakan dengan menggandeng berbagai komunitas dan organisasi kepemudaan (OKP) di Kalbar.
“Ini PNS (ASN,red) banyak yang tidak berperikemanusiaan. Pejabat-pejabat SKPD (kepala dinas/Kadis) ndak bisa ngatur (mengarahkan,red) anak buahnya untuk mendonorkan darah, kita ganti jak,” tuturnya dengan nada geram, di Balai Petitih Kantor Gubernur Kalbar, Pontianak, Jumat (12/8).
Menurut Cornelis, acara tersebut wujud mensyukuri kemerdekaan Republik Indonesia. “Salah satunya berpartisipasi dalam kegiatan kemanusiaan. Bagi yang sehat silakan donor darah, karena sebelumnya sudah diundang setiap SKPD,” ujar Cornelis dalam salah satu telponnya kepada seorang kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
Gubernur ditemani Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Kalbar, Ny. Frederika, Wakil Gubernur Christiandy Sanjaya dan istrinya, Ny. Karyanti Tjung, bahkan sempat mengecek absensi pendonor di meja registrasi.
Berkas-berkas pendonor dipisahkan dari yang masyarakat umum dengan ASN. Yang berkas-berkas ASN dipisahkan per SKPD. Ternyata, salah satu SKPD hanya mengirim tiga orang. Bahkan, ada biro di bawah Sekretariat Daerah (Setda) Kalbar yang tak mengirim pendonor sama sekali.
Walhasil, berang bukan buatan karena jajaran ASN Kalbar banyak yang belum hadir pada pagi itu, Cornelis pun mencari mikrofon. “Biro Hukum nol. BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) cuma tiga, Nyarong mana?” serunya mencari Kepala BPBD Kalbar, TTA Nyarong.
Usut punya usut, petugas PMI bagian registrasi sempat menyebut alasan beberapa ASN yang tidak hadir. Dalihnya beragam, dari yang baru saja senam pagi, minum obat, sampai habis begadang. Dan memang, kata petugas PMI bagian verifikasi, beberapa orang ditolak darahnya karena tensi darah yang tinggi dan hemoglobin (Hb) yang kurang.
“Minimal diperiksa dulu, kalau bisa donor ya syukur, kalau tidak apa boleh buat. Yang penting mendaftar dulu, ini untuk kepentingan kemanusiaan dan menjaga kesehatan juga,” tukas Cornelis.
Tak lama, berbondong-bondong lah Kepala SKPD disertai anak buahnya menghampiri Balai Petitih. Ketua PMI Ny. Frederika menyatakan, sampai pukul 12.00 WIB, terkumpul 183 kantong darah dari 643 yang terdaftar. Dan, ia yakin akan bertambah setelah Salat Jumat.
Frederika menjelaskan, darah tersebut akan diserahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soedarso untuk menolong pasien yang tidak mampu, tidak punya keluarga. “Apabila memerlukan darah untuk operasi, sudah tersedia. Tidak perlu membayar,” tuturnya.
Bagi yang mampu pun, lanjut dia, secara ekonomi hanya mengganti biaya mesin pengolahan darah. Sebab, PMI Kalbar belum mempunyai mesin pengolah darah.
“Dengan adanya PMI Provinsi, banyak pasien mengaku sangat terbantu dalam mencari darah. Kita kasihan dengan keluarga pasien yang mencari darah, telpon tengah malam. Jadi harus kita bantu karena ini kemanusiaan,” ungkap wanita yang juga Ketua Forum Peningkatan Konsumsi Ikan (Forikan) Kalbar ini.
Kepada petugas PMI, Frederika kembali mengingatkan mereka untuk tidak ‘mempermainkan’ keluarga pasien yang memerlukan darah. “Pekerjaan kemanusiaan seperti donor darah ini jangan dibisniskan,” tegasnya.
Ia pun meminta sosialisasi agar donor darah dilaksanakan secara rutin kepada setiap PMI tingkat kabupaten/kota. “Donor darah itu sehat karena darah berganti dengan yang baru,” demikian Frederika Cornelis.
Sebelumnya, Sekretaris Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kalbar, Muhammad Qadhafy menyatakan, keberadaan darah segar di PMI Pontianak cukup memprihatinkan.
“Kita wajib mendukung kegiatan positif ini. Karena dari informasi yang saya terima, dalam satu hari, kebutuhan darah segar kita sekitar 80 kantong. Sementara jumlah pendonor paling banyak hanya 20 orang. Rasionya tidak sebanding,” ujar dia, Kamis (11/8).
HIPMI salah satu OKP yang digandeng Pemprov Kalbar dalam aksi donor darah kemarin. OKP lainnya adalah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Forum Kewirausahaan Pemuda (FKP), dan Komunitas 234 Siliwangi Club.
Mengingat pentingnya kebutuhan stok darah, OKP-OKP berencana mengadakannya secara berkala. Sebab, sehabis donor perlu jeda sekitar dua bulan untuk donor berikutnya.
“Kami para pemuda bersama pemerintah pada Oktober akan melaksanakan donor darah lagi. Kebetulan pas momennya dengan Hari Sumpah Pemuda. Tidak ada kata lelah untuk mengajak masyarakat peduli,” tutup Qadhafy. (*)
Isfiansyah dan Fikri Akbar, Pontianak