Maksimalkan Pasar Ekspor Jeruk Sambas

ilustrasi.net

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Pengelolaan “Jeruk Sambas” yang cukup mashur di dalam maupun luar negeri ternyata masih belum berbanding lurus dengan harapan banyak pihak. Anggota Komisi II DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Guntur bahkan menyayangkan jika produksi jeruk di Sambas yang sebenarnya sangat potensial itu terkesan kurang serius ditangani.

“Sekarang sudah MEA, pemerintah bisa membukakan pasar baru untuk petani di Sambas. Kalau selama ini masuk ke pasar lokal, sekarang sudah saatnya masuk juga ke luar negeri seperti Malaysia,” katanya, belum lama ini.

Terkait hal ini, dia juga mengkritik soal pemanfaat Citrus Center sebagai pusat pengembangan agroindustri jeruk yang berada di Tebas, yang sejauh ini terkesan terbengkalai.

“Kondisinya memprihatinkan dan perlu digarap kembali untuk difungsikan atau dimanfaatkan,” tekannya.

Dia mendorong pemerintah daerah setempat untuk melakukan perencanaan teknis secara matang, dalam hal penerapan dan pengelolaan jeruk di Sambas. Salah satunya membangun kebun inti sendiri, selain juga mengandalkan kebun dari kemitraan masyarakat.

“Harus membuat kebun inti, paling tidak 50 hektar lahan yang mesti dibebaskan,” ujarnya.

Karena menurutnya dengan keberadaan kebun inti tersebut dapat menjaga kuantitas maupun kualitas jeruk sesuai standar yang dibutuhkan. Di samping peran dinas terkait dalam melakukan pembinan terhadap petani harus semakin digencarkan lagi.

“Jeruk di Sambas sudah dikenal di Indonesia. Dinas terkait harus terus melakukan pembinaan terhadap petani bagaimana produksi dan pasar terus dimaksimalkan,” demikian Guntur.

 

Laporan: Fikri Akbar

Editor: Arman Hairiadi