eQuator.co.id – Pontianak-RK. Ternyata bukan hanya persepsi warga Kalbar saja menyatakan belum makan nasi artinya belum makan. Daerah lainnya di Indonesia juga ada stigma seperti itu.
“Ini yang harus kita ubah. Karena sumber karbohidrat masih banyak, bukan hanya beras. Meskipun kita lebih dominan makan nasi. Harus ada upaya menurunkan konsumsi perkapita, sehingga ketergantungan terhadap beras bisa dikurangi,” ungkap Gardjita Budi, Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, pada acara Pembukaan Gelar Pangan Nusantara 2016 di Rumah Radakng Pontianak, Kamis (4/8).
Pemerintah pusat meminta setiap daerah meningkatkan pengelolaan lahan produktif untuk ditanami aneka varietas tanaman. Khususnya substitusi atau pengganti beras, termasuk di Kalbar. Diantaranya umbi-umbian, jagung sebagai sumber karbohidrat.
“Termasuk juga protein, tidak hanya sapi potong dan ayam, tetapi juga susu dan telur,” kata Gardjita.
Diakui dia, saat ini terjadi perebutan atau kompetisi terhadap lahan produksi. Sebagaimana meningkatnya fungsi lahan perkebunan, pertambangan dan properti. Kini hanya ada sekitar 8,1 juta lahan produksi, termasuk di dalamnya lahan kering. Selain untuk sawah, juga jenis tanaman lainnya.
“Sekarang produksi jagung dan kedelai terus mengalami peningkatan, walau belum swasembada,” tuturnya.
Gardjita berharap, Kalbar sudah mulai mengurangi impor beras. Apalagi, saat ini sudah mulai memacu produksi padi hazton sebagai unggulan alternatif pangan lokal.
Wakil Gubernur Christiandy Sandjaya mengatakan, Kalbar mengalami surplus produksi padi lokal. Meskipun masih terdapat kabupaten yang minus produksi beras.
“Kami ingin adanya dukungan dari instansi terkait seperti Kementerian Pekerjaan Umum (PU), guna memperbaiki infrastruktur fisik untuk memperlancar arus hasil panen beras bisa merata ke seluruh kabupaten/kota,” ujarnya.
Sarana dan prasarana fisik sangat penting diperhatikan. Sebagai dukungan mempermudah produksi tanaman pangan. Apalagi produksi pangan di Kalbar, dominan melimpah di daerah perbukitan.
“Infrastruktur transportasi dan distribusi perlu diperbaiki. Ini terkait dukungan program ketahanan pangan. Supaya produksi lebih banyak dan harga semakin terjangkau,” ucapnya.
Ikut berpartisipasi dalam kegiatan Gelar Pangan Nusantara, ketua TP PKK Kalbar, Frederika Cornelis. Dia berharap masyarakat dapat menyaksikan secara langsung kegiatan yang diadakan Pemprov dan pemerintah pusat itu.
Frederika mengatakan, Kalbar memiliki lahan yang sangat pontensial. Semua bisa dimanfaatkan dan ditanami sesuai keinginan. TP PKK Kalbar beberapa tahun terakhir sudah membuat kebun percontohan. Terakhir dilakukan di Kabupaten Landak. Hasilnya cukup memuaskan.
“Berbagai macam tanaman, seperti melon, pare, cabe dan sebagainya. Semua bisa ditanam dan dipanen sesuai harapan. Kunci dari semua itu, mau apa tidaknya kita untuk mencoba,” tuturnya.
Ia berharap masyarakat bisa memanfaatkan pekarangan yang kosong. Jangan dibiarkan lahan menjadi tidur. Paling tidak bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari bagi keluarga.
“TP PKK di seluruh Kalbar saya harapkan dapat menjadi contoh utama. Agar masyarakat bias memanfaatkan lahan pekarangannya yang kosong,” demikian Frederika Cornelis.
Laporan: Isfiansyah
Editor: Hamka Saptono