eQuator.co.id – Putussibau – RK. Setiap jelang HUT Kemerdekaan RI, membawa berkah tersendiri bagi sejumlah pedagang musiman. Datang dari Jawa, mereka menjual pernak-pernik 17 Agustus.
Di beberapa titik pinggir jalan protokol Kota Putussibau, tampak berjejer penjual bendera dan umbul umbul-umbul. Sejumlah pedagang ini mengaku asal Jawa yang rela datang ke perhuluan Kalbar dengan menjual pernak-pernik HUT kemerdekaan untuk menambah penghasilan keluarganya.
Sudah seminggu mereka tiba di kabupaten paling ujung timur Kalbar itu. Mereka rela datang jauh-jauh, karena menilai hasil penjualan pernak-pernik HUT kemerdekaan di Kalbar selalu menguntungkan setiap tahunnya. Sehingga mereka tidak mau absen untuk mensia-siakan momen tersebut.
“Kami datang dari Jawa bersama rombongan terdiri dari 10 sampai 15 orang untuk di sebar di setiap kabupaten termasuk Kapuas Hulu,” ujar Suhana salah satu pedagang pernak-pernik HUT kemerdekaan saat dijumpai di pinggiran Jalan Komyos Sudarso, Putussibau, Rabu (3/8).
Suhana merupakan, satu dari 12 anggota rombongan asal Kota Bandung yang berdagang atribut merah-putih di Kapuas Hulu. Barang yang dijualnya mulai dari bendera, spanduk, umbul-umbul, banner, becron dan stiker untuk kendaraan. Ukuran dan harganya bervariasi.
Suhana mengaku berjualan pernak-pernik HUT Kemerdekan RI di Bumi Uncak Kapuas untuk kedua kali yang dimulai sejak tahun lalu. “Dulu bos saya yang jualan beliau sudah delapan tahun jualan bendera bolak-balik ke sini juga, sekarang saya yang gantikan. Tahun ini saya sudah dua kali datang ke Putussibau. Lokasinya juga tahun kemarin di sini,” jelasnya.
Harga yang ditawarkan, mulai dari Rp10 ribu hingga Rp400 ribu, tergantung dari kualitas bahan dan ukuran atributnya.
“Yang paling mahal itu banner, biasanya ditaruh disepanjang bagian atas rumah harganya persepuluh meter kisaran Rp400 ribu, mahal memang karena bahannya bagus anti luntur juga,” ucapnya.
Pria yang hari-harinya bekerja sebagai tukang tambal ban di Kota Bandung ini mengaku mampu menjual hingga 100 kodi atribut kemerdekaan dalam waktu kurang lebih 10 hari saja.
“Tahun kemarin saya dikirimi dagangan empat karung (100 kodi) dari Bandung. Itu saya jualan sampai tanggal 6 Agustus sudah habis semua. Saya dapat insentif Rp3 juta dari bos. itu udah bersih semua karena kami kerja sistem gaji. Jadi biaya transportasi dan rumah barak termasuk uang makan dan rokok ditanggung bos semua,” demikian Suhana.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi