eQuator.co.id – Ngabang-RK. Sepakbola Kabupaten Landak berbenah. Berbagai upaya dilakukan guna mendongkrak prestasi, satu diantaranya mendatangkan mantan anggota Tim Nasional (Timnas) Korea Selatan, Oh Suk Jae.
Kedatangan pemain yang pernah membela Korsel di Piala Dunia 1986 itu merupakan undangan dari Ketua PSSI Kabupaten Landak, Erani. Suk Jae diminta memberikan motivasi kepada para pemain Persatuan Sepakbola Indonesia Landak (Persilan).
Suk Jae sendiri sudah beberapa tahun menetap di Indonesia dan melatih anak-anak muda untuk bisa menjadi pemain sepakbola profesional dan berkualitas. “Kedatangan beliau di Landak sebetulnya hanya kedatangan secara pribadi. Tetapi dalam pembicaraan kami, beliau bersedia melakukan pelatihan di Landak secara berkala,” ujar Erani kepada Rakyat Kalbar, Sabtu (30/7).
Dia mengakui, prestasi sepakbola di Landak belum begitu memuaskan. Masalahnya, lanjut Erani, pemain bola di sana latihannya sekali-dua kali, tapi mau juara satu.
“Tidak latihan kontinyu, mana bisa juara satu. Apalagi kalau latihannya sebulan sekali. Masalah sepakbola ini memang kompleks. Bukan hanya duit, tapi memang harus ada keseriusan, dukungan dari pemerintah, dan masyarakat,” jelas Kepala Dinas PU dan Perumahan Landak ini.
PSSI Landak menyiapkan personel dan fasilitas, Suk Jae siap melatih tanpa dibayar. “Harapan kita, dengan kehadiran Oh Suk Jae, paling tidak yang selama ini sepakbola kita hanya biasa-biasa saja nantinya akan menjadi lebih baik, baik di tingkat kabupaten dan provinsi,” tutur Erani.
Tak hanya pemain, para pengurus Persilan juga diharapkan termotivasi. “Kata Oh Suk Jae, kunci utama sepakbola adalah disiplin dan latihan. Beliau juga ada klub sepakbola di Bandung yang dibina. Mudah-mudahan hal ini bisa diterapkan di Landak,” tutupnya.
Suk Jae sendiri menyatakan, pemain Indonesia cukup baik. Fisik bagus, stamina bagus. Hanya saja, terlalu cepat emosi. “Bukan bola yang dikejar, tapi orangnya yang disenggol, malah jadi sasaran. Seharusnya, bermain itu serius, tidak emosian,” tuturnya, dalam bahasa Indonesia yang cukup fasih.
Rata-rata, ketika ia menyaksikan pertandingan bola di Indonesia, pemain awalnya selalu bermain baik. Karena faktor emosi itulah yang membuat kacau pemain sehingga sering kalah.
“Jadi, saya melatih bagaimana caranya pemain menahan emosi dan teori serta teknik bermain bola,” tandas Suk Jae.
Laporan: Antonius
Editor: Mohamad iQbaL