AS dan Singapura Sita Properti Terkait Skandal 1MDB

FBI: Warga Malaysia Ditipu Besar-besaran

Ilustrasi.NET

eQuator.co.id – Singapura–RK. Masih ingat demonstrasi besar-besaran Bersih4 di Malaysia terkait skandal 1MDB September tahun lalu? Saat itu, Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak mungkin hanya berkeringat dingin. Kini, jantungnya bisa jadi mau copot sebab nasib Najib di ujung tanduk.

Jumat (21/7), Pemerintah Singapura mengumumkan bahwa mereka telah menyita aset yang terkait dengan 1MDB sebesar USD 177 juta atau setara Rp 2,3 triliun. Sehari sebelumnya, Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengajukan tuntutan penyitaan serupa. Jumlahnya lebih besar. Yaitu, USD 1 miliar (Rp 13,11 triliun).

Otoritas Moneter Singapura (MAS) mengungkapkan bahwa separo aset yang disita tersebut adalah milik pemodal serta pebisnis asal Malaysia Low Taek Jho dan keluarga dekatnya. Selama ini pria yang dikenal dengan sebutan Jho Low itu kerap terlibat banyak tudingan penipuan. Dia adalah salah satu orang dekat Najib.

Selain penyitaan, empat bank yang beroperasi di negara tersebut ikut terseret. Yakni, Standard Chartered, DBS, UBS, dan Falcon Bank. Di bank-bank itulah, dana yang diselewengkan dari 1MDB keluar-masuk. MAS mengakui, ada celah dan kelemahan di kontrol anti pencucian uang. Sejauh ini tidak ada pegawai bank yang ikut terlibat.

Sementara itu, Departemen Kehakiman AS mengajukan pemintaan penyitaan sejumlah aset yang ditengarai memiliki hubungan dengan 1MBD. Yaitu, rumah mewah di Beverly Hills, New York, dan London. Selain itu, masih ada karya seni dari Monet dan Van Gogh. Sebuah pesawat jet bisnis keluaran Bombardier yang diduga dibeli dengan uang curian dari 1MDB juga ikut disita.

Tuntutan penyitaan tersebut memang tidak menyebut nama Najib secara eksplisit. AS hanya menggunakan istilah pejabat nomor satu Malaysia. #MalaysianOfficial1 langsung menjadi trending topic di Malaysia. Dalam laporan setebal lebih dari 130 halaman yang dipublikasikan AS itu, dijelaskan cara dana yang diproleh 1MDB dengan berhutang tersebut disedot, lantas digunakan pihak-pihak tidak bertanggung jawab.

’’Departemen Kehakiman tidak akan mengizinkan sistem finansial Amerika digunakan sebagai saluran untuk korupsi,’’ tegas Jaksa Agung AS Loretta Lynch.

Departemen Kehakiman AS mengungkapkan bahwa dana yang diselewengkan dari 1MDB mencapai Rp 46,017 triliun. Pencucian uang dilakukan melalui beberapa akun di Singapura, Swiss, dan AS.

Selain Jho Low, uang itu mengalir ke putra tiri Najib, Riza Aziz, yang memiliki Red Granit Pictures. Studio tersebut memproduksi film The Wolf of Wall Street yang dibintangi oleh Leonardo DiCaprio. Warga Malaysia Eric Tan, pejabat asal Uni Emirat Arab, serta warga AS juga masuk dalam skema pencucian uang curian dari 1MDB tersebut.

’’Warga Malaysia ditipu besar-besaran,’’ ujar Wakil Direktur FBI Andrew McCabe.

Melalui juru bicaranya, Najib tetap bersikukuh mengaku tidak bersalah. Terlebih, dia sudah dibebaskan dari segala tuntutan terkait dengan 1MDB pada awal tahun. Meski begitu, otoritas Malaysia menyatakan siap bekerja sama.

’’Seperti yang selalu diucapkan oleh PM, jika terbukti bersalah, hukum akan bertindak tanpa terkecuali,’’ tegas juru bicara tersebut.

Sikap Pemerintah Singapura dan AS langsung digunakan pihak oposisi untuk menyerang Najib. Pemimpin oposisi Wan Azizah Wan Ismail menyatakan bahwa dirinya yakin jika penduduk Malaysia ingin Najib lengser dari jabatannya saat ini. Dengan begitu, penyelidikan kasus itu bisa dilakukan dengan transparan tanpa campur tangan Najib.

Hal senada diungkapkan mantan PM Mahathri Mohamad. ’’Saya menyarankan kepada masyarakat agar mendorong referendum atas kepemimpinan PM,’’ ungkap Mahathir kemarin. Dia meminta penduduk Malaysia turun ke jalan dan menggelar aksi damai untuk menuntut Najib mundur. (Jawa Pos/JPG)