eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Saat ini Kalimantan Barat tidak butuh jeroan impor, sebagaimana kebijakan pemerintah pusat. Pasalnya, jeroan lokal sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat Kalbar.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalbar Abdul Manaf mengatakan, jeroan di Kalbar dipastikan sudah cukup bahkan dapat memenuhi kebutuhan bagi pengusaha seperti pedagang bakso dan rumah makan.
“Ini masih terpenuhi dari pemotongan lokal,” katanya kepada wartawan, Senin (18/7).
Selain itu, katanya, kebutuhan jeroan di Kalbar tidaklah terlalu besar. Sehingga permintaan jeroan di belum meningkat.
“Kecuali daya pasar meningkat, tentu kita akan menyampaikan permohonan pemasukan, tapi untuk sekarang tidak,” jelas Manaf.
Dijelaskannya, di luar negeri jeroan tidak dimakan. Makanya harganya pun murah.
“Dengan dibukanya kran impor itu jangan sampai menjadi kesempatan masuknya daging-daging seludupan,” lugasnya.
lebih lanjut menurut dia, dari aspek kesehatan, jeroan dapat menjadi media masuknya penyakit ke dalam tubuh ketika dikonsumsi manusia. Begitu pula mengkonsumsi jeroan berlebihan dapat menimbulkan penyakit.
“Tidak baik untuk mengkonsumsi seperti hati, paru-paru yang merupakan komponen dari jeroan. Dampaknya membuat kolesterol tinggi. Justru lebih baik mengkonsumsi daging,” imbau Manaf.
Manaf juga meluruskan adanya anggapan mengkomsumsi daging dapat menyebabkan kolesterol.
“penyebab tingginya kolesterol akibat dari mengkonsumsi daging itu karena cara pengolahannya. Masak dengan santan itu jelas menambah kolesterol. Belum lagi jeroan dicampur dengan daging,” sebutnya. (fie)