Edi Kamtono: Jangan Sampai Bencana Kabut Asap Terulang

99 Persen Akibat Ulah Manusia

Ilustrasi.NET

Pontianak-RK. Memasuki musim kemarau saat ini masyarakat diminta untuk tidak membakar lahan dalam bentuk apapun. Dampaknya akan sangat terasa bagi kehidupan manusia.

“Sumber asap itu 99 persen dari manusia, salah satunya berladang,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Jumat (15/7).

Edi berharap masyarakat yang akan membuka lahan, apakah untuk bercocok tanam atau lainnya jangan mengambil cara pintas dengan cara melakukan pembakaran.

“Edukasi masyarakat ini penting agar membuka lahan tidak dengan membakar. Kalau ini masih dilakukan maka potensi bencana kabut asap akan kembali terulang,” imbaunya.

Sejauh ini, kata Edi, berbagai tindakan pencegahan sudah dilakukan baik dari Pemkot TNI dan Kepolisian. Mereka bahu-membahu gencar mensosialisasikan bahaya dan larangan membakar hutan atau lahan.

“Itu sebabnya kita memberikan edukasi kepada mayarakat agar tidak membakar dalam membersihkan lahan,” katanya.

Edukasi itu, lanjut dia, sebagai tindakan pencegahan sejak dini bencana kebakaran hutan dan lahan yang kerap terjadi pada saat musim kemarau tiba.

“Masyarakat mengganggap pembersihan lahan dengan cara membakar jauh lebih efektif dan mudah apabila dibandingkan cara lainnya. Padahal masih ada cara lain yang lebih bijak dan tidak merugikan orang lain dalam membuka lahan baru,” tuntas Edi.

Sebelumnya,  Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Pontianak, Aswin Taufik menyatakan bahwa pihaknya telah memetakan daerah rawan terjadi kebakaran. Paling rawan di Kecamatan Pontianak Utara, Pontianak Selatan, dan Pontianak Tenggara.

“Intinya beda dengan tahun kemarin, tahun ini kita lebih siap dan fokus pada pencegahan,” ujarnya Kamis (14/7) usai menghadiri halal bi halal di kantor DPRD Kota Pontianak.

Khusus di Kecamatan Pontianak Utara, BPBD bekerjasama dengan pihak terkait termasuk kepolisian sudah membentuk Satgas dalam menanggulangi kebakaran lahan. Pihaknya memastikan akan rutin melakukan pemantauan di lapangan.

“Kalau Utara dekat sampah, di situ masing-masing ada Satgas, ada pemantau di lapangan, bekerja sama dengan Binmas,” jelasnya.

Erwin mengaku, saat ini pihaknya sudah mendapatkan formula khusus yang diyakini dapat mencegah kebakaran. Hal ini berdasarkan pengalaman-pengalaman di mana pihaknya cukup kewalahan dalam menanggulangi kebakaran yang terjadi beberapa waktu lalu.

“Bagaimana cara penanggulangan sudah diketahui, dulu pun masyarakat hanya mengandalkan kita, sekarang mereka sudah paham caranya karena telah diedukasi,” paparnya.

Ia mengatakan bila terjadi kebakaran lahan, sudah ada tim yang siap melakukan penanganan pertama agar tidak meluas.

“Seperti di daerah Parit Haji Husin II, antisipasi dengan membersihkan parit juga dilakukan,” jelasnya.

Saat ini, sambung dia memang sudah banyak laporan masuk terjadinya kebakaran lahan. Namun, masih bisa dipadamka secara bergotong royong oleh masyarakat sekitar.

“Kalau kiranya masih bisa diatasi masyarakat, ya bisa saja diatasi dulu. Tapi bagaimana pun laporan itu tetap kita tindaklanjuti,” tuntas Aswin.

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi