eQuator.co.id – Sanggau-RK. Jalur kereta api sepertinya tak hanya ‘dimonopoli’ pulau Jawa. Di Kalbar pembangunan rel kereta api rupanya sudah masuk dalam rancangan strategis Pemprov. Kabupaten Sanggau menjadi salah satu daerah yang akan dilalui jalur kereta api itu.
“Kita sudah beberapa kali diundang pemerintah pusat, detailnya melalui Bappeda sudah dibahas di tingkat provinsi. Memang Kalbar mendapat jatah jalur kereta api,” kata Poulus Hadi, Bupati Sanggau kepada wartawan belum lama ini.
Salah satu pembahasan yang didiskusikan, adalah apakah jalur tersebut melalui Kabupaten Landak atau Sanggau. Namun Sanggau akhirnya menjadi prioritas, lantaran letaknya yang strategis.
“Artinya jalurnya akan lewat sini, tentu stasiunnya juga akan ada di sini. Harapan saya ini akan terwujud. Informasi dari Bappeda, (jalur kereta api) dari Pontianak lewat Batu Ampar. Tinggal Batu Ampar apakah mengikuti jalan nasional tadi atau lurus, atau lewat pantai. Nanti bisa saja pantai Meliau-Tayan itu, nanti memutar, apakah ke Entikong, balik lagi melalui Landak, nanti akan dikembangkan ke perhuluan,” ungkapnya.
“Tapi titik strategisnya harusnya di Sanggau. Ini sedang dipertimbangkan. Tapi kalau Pontianak menuju Batu Ampar, arahnya sudah seperti itu (dari Sanggau),” beber PH, sapaan akrabnya.
Lantaran sudah masuk rancanangan strategis Kalbar, PH berharap dua atau tiga tahun ke depan sudah terealisasi. “Pastinya, kalau stasiun di Sanggau, waktu tempuh akan makin dekat. Termasuk urusan bisnis, kargo dan barang-barang. Apalagi kalau titiknya di Kota Sanggau, bisa ke Entikong dan pelabuhan di Mempawah,” terangnya.
Lanjut PH, terpenting sudah ada angin segar dari pemerintah pusat. Kemungkinan besar, jika jalur kereta api ini terwujud, akan nyambung dengan provinsi lain di Kalimantan.
“Saya kira perencanaannya akan nyambung ke Kalteng, Kaltim. Sekarang ini kan untuk tingkat Kalbar dulu. Contoh jalan Trans Kalimantan, dulu kan masing-masing. Sekarang sudah dihubungkan,” papar PH.
Bicara Fisik
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Sanggau, Kukuh Triyatmaka menyampaikan, pembangunan jalur kereta api masih dalam proses studi kelayakan dari Kementerian Perhubungan. Ada dua lintasan yang direncanakan, yakni dari Pontianak-Sanggau lewat Batu Ampar. “Kemudian dari Sanggau menuju Pangkalan Bun (Kalteng), ” ujarnya.
Untuk jalur Pontianak-Sanggau sudah dibahas sampai tahap kedua. Mulai dari perencanaan pendahaluan dan sekarang sudah sampai jalannya. Mudah-mudahan tahun 2016 selesai kajianya. “Sementara ini memang kajian untuk Sanggau Pontianak lewat Simpang Ampar termasuk yang nilainya cukup tinggi, karena Sanggau boleh dikatakan mempunyai potensi ekonomi yang signifikan dan bisa men-support lintasan kereta api tersebut, ” jelas Kukuh.
Kukuh meyakini, lintasan dari Sanggau melalui Tayan sudah pasti. Nantinya akan turun tim teknis untuk mengukur. Kemudian dari Simpang Ampar ada tiga alternatif, melalui jalan Nasional Tayan Sanggau, melalui tengah (tembus ke Sungai Jaman, Empaong, Lape), melalui tepi sungai (Tayan ke Meliau kemudian ke Sungai Batu).
“Tetapi secara pilihan memang Pemda harap bisa motong lewat tengah karena dengan jarak 150 kilometer saja. Tetapi kalau lewat Sosok lebih panjang, lewat Meliau resiko terhadap pasang sungai, ” tuturnya.
Kukuh mengatakan, untuk pembahasan lebih lanjut, pada 14 Juli 2016, dirinya bersama Kadishubkominfo diundang ke Kementerian Perhubungan, membahas terkait lintasan, yakni dari Sanggau menuju Kalteng.
“Pemda mengharapkan juga membuka jalur-jalur yang saat ini belum ada jalur lintasan. Jadi memang harus lewat Sanggau dulu baru ke Kalteng. Karena secara kabupaten, Sanggau berada di tengah-tengah Provinsi Kalbar, ” jelasnya.
Kemudian, akan bersama-sama dengan beberapa kabupaten di perhuluan bakal kompak, supaya lintasan kereta api dilanjutkan sampai ke perhuluan.
“Saat ini yang sudah menjad program Kalbar yang sudah dikaji yakni Pontianak Sambas dan Pontianak Sanggau dan Kalteng. Pak Gubernur juga meminta Pontianak, Tayan, Landak. Lintasan -lintasan itu sebenarnya harus singkron dengan tata ruang, baik itu Provinsi maupun kabupaten, ” jelas Kukuh.
Kukuh menambahkan, target dari pemerintah pusat, tahun 2016 kajian perencanaan sudah harus selesai. Disusul dengan detail enginering design (DED) dan survei teknis.
“Mudah-mudahan pada tahun 2018 kita sudah membicarakan fisiknya. Memang costnya tinggi, bangun awalnya mahal, tetapi pemeliharaanya murah nanti, kalau kereta api ini muatannya tinggi juga,” tegasnya.
Laporan: Kiram Akbar