Midji Dukung Pengedar dan Bandarnya Ditembak Mati

Malaysia Membiarkan, Indonesia Darurat Narkoba

Sutarmidji

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Wali Kota Pontianak, H. Sutarmidji, SH. M.Hum mendukung penerapan tembak mati terhadap bandar Narkoba. Mengingat Indonesia sudah darurat Narkoba.

“Ancaman Narkoba sudah masuk dalam kategori darurat dan memang harus segera diselesaikan. Perintah tembak mati ditempat bagi pengedar dan bandar Narkoba menjadi solusi terbaik untuk menekan peredaran Narkoba di Indonesia,termasuk Kota Pontianak,” terangnya, Jumat (1/7) usai menerima rombongan Safari Ramadan Pemprov Kalbar yang dipimpin oleh Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya di rumah dinas Wali Kota Pontianak.

Makanya, kata pria yang karib disapa Midji ini, ia sependapat dengan apa yang disampaikan Presiden, Wakil Gubernur, dan Kapolda Kalbar.

“Untuk pengedar dan bandar itu sudah selesaikan (tembak mati) saja, nanti di dalam sel dia juga tidak akan berhenti untuk mengedarkan. Kecuali pengguna,” tuturnya
Ia juga sependapat dan mendukung pernyataan Christiandy Sanjaya bahwa ancaman bahaya Narkoba harus dilawan sebagaimana yang digaungkan pemerintah pusat. Midji menilai jeruji besi terhadap pengedar Narkoba belum mampu membuat jera. Bahkan aktivitas mengedarkan Narkoba masih bisa dilakukan, meski berada dalam penjara. Karena mereka tetap bisa berkomunikasi dan mengatur jaringannya dari luar penjara.
“Pengedar Narkoba justru senang berada di dalam sel, tidak ada jaminan dia tidak memiliki alat komunikasi untuk mengatur jaringan peredaran. Makanya, memang perlu tindakan yang keras terhadap mereka,” tegasnya.
Selain itu, Wali Kota Pontianak dua peride ini juga mempertanyakan keseriusan Malaysia dalam memberantas peredaran Narkoba. Beberapa kali, Narkoba masuk melalui angkutan resmi dari negara serumpun itu. Menjadi pertanyaan apakah Malaysia telah melakukan pembiaran, sehingga Narkoba bisa masuk ke Indonesia dengan mudah.
“Kita sekarang sedang darurat Narkoba, terutama Kalbar. Dan Malaysia seperti ada pembiaran, dengan mudah Narkoba masuk wilayah kita. Jika Narkoba dari Malaysia masuk melalui jalan tikus, mungkin masih bisa diterima, namun kenyataannya masuk lewat angkutan resmi sehingga perlu terus mempertanyakan keseriusan Malaysia dalam memberantas Narkoba ini,” paparnya.

Laporan: Gusnadi

Editor: Arman Hairiadi