eQuator.co.id – Pontianak-RK. Cari cacing dengan menggali tanah, dua bocah belasan tahun malah menemukan mayat bayi yang terkubur di pinggir Jalan Ade Irma Suryani-Suprapto V, Kelurahan Benua Melayu Darat, Pontianak Selatan, Senin (27/6) siang.
Selain jasad bayi yang dibungkus kain merah, juga ditemukan beberapa buku dan kitab suci.
Bocah yang menemukan mayat bayi itu bernama Asong, 13 dan Kristian Aldo, 14. Mereka mencari cacing dan cangkang katapel. Asong kala itu, menghampiri sebuah pohon yang bagian dahannya bisa digunakan untuk cangkang katapel. Tak jauh dari pohon tersebut, ia melihat ada jaket hitam yang menutup bagian tanah dekatnya berpijak.
“Saya angkat jaketnya. Kemudian ada terlihat bungkusan yang di dalamnya terdapat buku-buku dan kitab suci,” kata Asong kepada Rakyat Kalbar, kemarin.
Mengetahui ada kejanggalan, Asong memanggil Aldo yang jaraknya tak begitu jauh. Aldo pun bergegas menemui Asong. Karena kebetulan Aldo memegang alat penggali cacing. Keduanya memutuskan untuk menggali tanah di bagian yang tertutup jaket tersebut.
“Pas kami angkat bungkusan buku itu, kami lihat ada benda warna hijau yang tak semuanya terkubur,” tambah Aldo. “Kami gali terus, sampai bisa mengangkat benda hijau itu. Rupanya itu tas dan bau amis,” sambungnya.
Setelah benda terkubur itu berhasil digali dan diangkat ke permukaan, mereka masih belum menyangka kalau di dalam tas itu ada jasad bayi. “Kami tak berani buka, kami malah kira anak kucing. Kami langsung lapor ke kakek Abu. Kemudian kakek lapor polisi,” ujar Aldo.
Penemuan jasad bayi ini membuat heboh warga sekitar. Mereka berbondong-bondong menyaksikan penemuan itu. Diketahui, tak jauh dari lokasi penemuan jasad bayi ini, juga terdapat dua indekos.
“Wah, setahu saya di sekitar sini tidak ada yang hamil besar,” kata Cece sapaan warga yang enggan menyebutkan nama aslinya.
Ia menduga, bayi tersebut bukan milik warga sekitar. Melainkan warga jauh yang sengaja menguburnya di kala sepi. “Mungkin yang menguburnya subuh kali ya. Kan kalau malam di jalan situ sepi,” sambungnya.
Tak berselang lama, jajaran Polsek Pontianak Selatan dan Tim Inafis Polresta Pontianak, serta Resmob Polda Kalbar mendatangi tempat kajadian perkara (TKP). Setelah dipasangi garis polisi, tim inavis melakukan identifikasi terhadap bayi dan barang-barang di sekitarnya. Sementara, tim kepolisian lainnya mencari keterangan dan bukti petunjuk, siapa orangtua bayi tersebut.
Tas berwarna hijau itu kemudian dibuka. Di dalamnya terdapat bayi dengan keadaan membujur kaku dan miring. Ia dibedung dengan kain putih yang dilapisi kain merah. Tubuhnya mulai pucat memutih dan menghamburkan bau yang tak sedap.
Kapolsek Pontianak Selatan, AKP Ridho Hidayat mengatakan, jajarannya langsung menerjunkan anggota lapangan untuk menyelidiki, siapa sebenarnya orangtua bayi ini. Jasad bayi dibawa ke RS Anton Soedjarwo Polda Kalbar untuk divisum. “Sejauh ini kita masih mengumpulkan keterangan saksi, termasuk Ketua RT setempat. Kita masih kembangkan untuk mengetahui siapa sebenarnya orangtua bayi ini,” katanya.
Dokter Spesialis Forensik RS Anton Soedjarwo Polda Kalbar, dr Edi Hasibuan menjelaskan, hasil pemeriksaan tim media menyimpulkan, bayi tersebut berjenis kelami laki-laki. Dengan panjang badan 40 centimeter dan berat badan 1,6 kilogram. “Berdasarkan hasil pemeriksaan, bayi tersebut terlahir dalam kondisi hidup. Dan mampu hidup di luar kandungan tanpa alat bantu kehidupan,” ujarnya ditemui di Dokter Forensik RS Anton Soedjarwo Polda Kalbar.
Edi menyimpulkan, umur bayi ini diperkirakan baru sekitar satu hari. Karena proses pembusukannya belum nampak, baru memulai. Untuk kelahirannya pun diperkirakan normal, namun tanpa bantuan tim medis.
“Kalau kita lihat dari ari-arinya, itu main putus ditarik saja. Kalau lahir dengan bidan atau dokter, ari-arinya pasti rapi dipotong pakai gunting. Kemungkinan bayi ini lahir dibantu bukan orang medis,” katanya.
Edi mengatakan, pihaknya belum dapat merinci penyebab kematian terhadap bayi. Karena, belum proses penyidikan dan masih dalam proses penyelidikan kepolisian. Namun, hasil pantauan di lapangan, bayi ini meninggalkan bekas bekapan pada bagian pernafasannya. Diduga meninggal akibat dibekap, bayi baru ditanam pada malam harinya. (oxa)