TPID Pontianak Dapat Penghargaan Presiden Tahun 2014 dan 2015

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Inflasi Kota Pontianak sebenarnya sangat rendah. Namun karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, sehingga menyebabkan inflasi di Kota Pontianak cenderung naik.

“Inflasi di Kota Pontianak sebenarnya sangat rendah, cuma kadang yang membuat inflasi di Kota Pontianak cenderung tinggi adalah tiket pesawat. Kadang inflasi tiket pesawat menyumbang separuh dari inflasi-inflasi lainnya,” kata Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Pontianak, Rudi Enggano, belum lama ini.

Rudi menyampaikan, bahwa kota yang dipimpin oleh Sutarmidji itu menargetkan besaran inflasi tahun ini hanya 7 persen. Agar target tersebut bisa diimbangi, pihaknya selalu melakukan koordinasi antar instansi–termasuk Bank Indonesia–dalam satu wadah yang dinamakan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kota Pontianak.

“Dua kali kita mendapatkan penghargaan dari presiden sebagai TPID terbaik untuk Indonesia Timur pada 2014 dan 2015. Artinya ini berkat kerjasama yang baik dan TPID Kota Pontianak mampu mengadopsi masalah-masalah yang kira-kira membuat inflasi tinggi bisa kita normalkan,” ujarnya.

Dia mencontohkan soal kasus harga tabung gas 3 kg yang sempat menjadi kehebohan masyarakat beberapa tahun lalu, karena harganya yang terlampau tinggi.

“Rp30 ribu di Kota Pontianak, padahal harga di pasaran waktu itu seharusnya Rp17 ribu-Rp18 ribu,” sebutnya.

TPID pun kemudian mencari akar permasalahannya, yang ternyata ditemukan bahwa tabung gas 3kg yang sebenarnya merupakan jatah masyarakat Kota Pontianak dijual ke kabupaten hulu Kalbar seperti Sanggau, Sintang dan lainnya.

“Sehingga TPID meminta kepada Pertamina agar membuat kepala tabung gas diberi warna, warna kuning untuk Kota Pontianak, warna merah misalnya untuk Sanggau. Sehingga kita jalankan itu dan harga kembali normal. Itu salah satu bentuk kerja TPID sehingga kita bisa menstimulasi harga tidak menjadi tinggi, itulah kita mendapat penghargaan,” demikian Rudi. (fik)