Banyak ASN yang Gaptek

Teknologi Semakin Tinggi, Tapi Tak Digunakan

M Zeet Assovie

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, M Zeet Assovie mengatakan bahwa teknologi untuk mendukung kinerja pemerintahaan semakin tinggi. Namun sayangnya terdapat beberapa Aparatur Sipil Negara (ASN) masih enggan mengikuti perubahan pola kerja berbasis teknologi tersebut.

“High tech harus diikuti pula dengan high touch. Teknologinya tinggi, maka sentuhan kita terhadap teknologi harus tinggi juga.Tidak mungkin teknologinya tinggi kitanya low touch,” katanya saat membuka Rapat Koordinasi Tim Pembina Samsat Provinsi Kalbar beberapa waktu lalu.

M Zeet yakin, dengan penggunaan teknologi secara maksimal, maka Pendapatan Asli Daerah (PAD) akan dengan cepat pula tergarap secara maksimal.

“Dengan kecepatan yang luar biasa karena kita menggunakan teknologi yang tinggi, maka kita mampu melayani wajib pajak kita jauh lebih besar, pastinya pendapatan kita akan lebih besar,” ujarnya.

Tapi parahnya, banyak pula teknologi di kantor-kantor yang terkesan percuma karena tidak digunakan maksimal. Aparatur pemerintah seolah tidak peduli, bahkan banyak pula yang Gaptek (gagap teknologi). Padahal pemerintah telah berupaya keras melakukan menganggarkan pembelian barang-barang elektronik.

“Atau dalam Bahasa Melayu-nya bilang ‘mane dulu. Wak man maen guli, mane duli’. Artinya terserah dengan teknologi yang tinggi, pokoknya saya dengan konsep kerja saya, begini ya begini lah, tetap saya ngetik dua jari,” singgungnya.

M Zeet menilai setiap orang hampir tak bisa mengelak dengan teknologi hari ini. Adapun langkah bijaksana untuk menghadapinya menurut dia yakni dengan memanfaatkan teknologi. Karena teknologi mampu memberikan kinerja yang lebih efisien, lebih efektif, mudah, cepat, reliable, akuntabel dan lebih transparan.

“Pak Gubernur berkali-kali pesan, teknologi yang tinggi ini jangan kita abaikan dong. Sudah saatnya Samsat punya pendekatan high tech, kalau perlu semuanya ban berjalan, cukup disensor saja, klik-klik-klik, sampai dipojokan sudah keluar (pengesahan), dan itu teknologinya tidak mahal,” terangnya.

Faktor penggunaan teknologi ini lanjutnya, juga menjadi salah satu kunci untuk mendongkrak daya saing SDM yang saat ini semakin ketat. Tak ada cara lain menurutnya, bahwa setiap individu dan lembaga harus meningkatkan kapasitasnya.

“Kalbar dengan Serawak saja, seperti bumi dengan langit. Padahal tanahnya sama, makannya sama. Tuhan menciptakan kapasitas kita sama, tinggal kita mau apa tidak untuk berpikir lebih keras, mau apa tidak kita bekerja lebih keras, belajar lebih keras, mau apa tidak kita membuat comparison study lebih keras,” demikian M Zeet. (fik)