eQuator.co.id – PONTIANAK-RK. Pemerintah Kalbar mulai menjual daging sapi beku ke pasaran, Kamis (9/6) disejumlah pasar yang ada di Kota Pontianak. Operasi pasar ini dilakukan seiring tingginya harga daging di pasaran.
Selain di Pasar Flamboyan, daging sapi beku juga dijual di bazar Ramadan di halaman parkir kantor Gubernur Kalbar. Dengan operasi pasar ini diharapkan harga daging sapi tidak mahal lagi sebagaimana keinginan presiden RI, Joko Widodo. Tapi masyarakat dapat menikmati daging dengan harga murah.
“Hari ini (kemarin) sudah dijual di Flamboyan, Insya Allah berjalan lancar,” kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Kalbar, A Manaf ditemui di Kantor Gubernur.
Daging sapi beku ini dinilai Manaf tidak mempengaruhi dengan penjualan daging segar di pasar. Karena kebutuhan selama Ramadan dan lebaran sebanyak 1.500 ton. Sementara yang didatangkan ke Kalbar untuk daging beku hanya 15 ton. “Hanya 0,1 persen saja, jadi tidak ada pengaruh,” ujarnya.
Menurutnya, pedagang daging segar dapat menerima kebijakan Pemprov ini. Daging segar dijual pedagang seharga Rp120 ribu per kilogramnya.
“Jadi mereka yang masih fanatik dengan daging segar silakan membeli di sana. Masyarakat yang mau beli daging beku juga tidak masalah,” pungkasnya.
Manaf menjamin keamanan, kesehatan, kehalalan dan kemurnian daging beku yang dijual pihaknya. “Ddaging beku di Pasar Flamboyan dihari pertama sebanyak 10 box yaitu sekitar 300 Kg. Hari ini (kemrin) akan datang 1 ton lagi dan daging beku akan terus datang sampai 15 ton selama 15 hari ke depan akan akan datang terus,” ungkapnya.
Mengenai permintaan dari kabupaten lain di Kalbar akan daging beku, kata Manaf, baru akan dirapatkan hari ini. “Jadi besok (hari ini) bisa mengetahui berapa kebutuhan daging di kabupaten-kabupaten,” jelasnya.
Diseluruh Indonesia, pemerintah mendatangkan 10 ribu ton daging beku. Sementara untuk di Kalbar sebanyak 15 ton. “Seadainya dalam perjalanan kita masih membutuhkan, maka akan kita ajukan lagi,” serunya.
Kebutuhan daging selama Ramadan dan Idul Fitri sebanyak 1.500 ton di 14 kabupaten/kota se Kalbar. Terbanyak di Kota Pontianak. “Untuk Kalbar satu tahunnya di potong sekitar 7.680 ton, tidak besar di Kalbar ini,” katanya. (isf)