Kepala KSOP: Lebih Baik Tak Berlayar daripada Tak kembali

Terlunta-lunta, 100 Penumpang Tujuan Natuna Batalkan Tiket Bukit Raya Sudah Melaut Lagi

Foto: Kepala KSOP Pelabuhan Dwikora Pontianak, Gunung Hutapea.

eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kandasnya KM Bukit Raya tujuan Surabaya-Pontianak di buoy 03 muara Jungkat, perairan Sungai Kapuas,  pada Jumat (3/6), membuat seratus penumpang yang transit di Pelabuhan Dwikora membatalkan tiketnya. Mereka yang terlunta-lunta selama empat hari hendak menuju Natuna, Kepulauan Riau.

“Makan dan minum kita tanggung semuanya. Dimana ini bagi mereka yang bertahan. Sedangkan yang membatalkan keberangkatan selanjutnya, berjumlah 100 orang itu, kita kembalikan 100% uang tiket mereka,” ujar Kepala PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Pontianak, Firdaus, kepada sejumlah wartawan, Senin (6/6) malam.

Setakat ini, Bukit Raya sudah bersandar di Dermaga 01 Pelabuhan Dwikora Pontianak. Evakuasi dari lokasi kandas dengan cara ditarik oleh empat tugboat. Firdaus merencanakan, kapal tersebut kembali melaut secepatnya.

“Kita benar-benar bersyukur kapal kita selamat. Jika diizinkan dan tidak ada masalah dengan kapal, maka keberangkatan akan kita lakukan pada Selasa (7/6) pukul 15.00 wib,” terangnya.

Meski begitu, waktu yang dia sebutkan itu bukan jadwal resmi atau belum fix. Sebab, Bukit Raya harus dicek mesin dan bodi bagian bawahnya.

“Kalau clear, kita pastikan berangkat. Kalau belum, ya di-clear-kan terlebih dahulu,” tutur Firdaus.

Ditambahkannya, lokasi kandasnya Bukit Raya tersebut memang rawan. “TKP (tempat kejadian perkara,red) kandasnya KM Bukit Raya itu sudah sering kali kejadian hal yang sama. Tidak hanya satu-dua kapal, tapi lebih,” tutupnya.

Proses evakuasi Bukit Raya yang dimulai Sabtu (4/6) tidak gampang. Menyelamatkan penumpangnya saja sampai feri penyeberangan Pontianak Kota-Siantan harus bolak-balik berulang kali.

Minggu (5/6), Kesyahbandaran dan Operasional Pelabuhan (KSOP) Dwikora Pontianak harus mengerahkan empat tugboat untuk mengeluarkannya dari wilayah sedimensasi lumpur yang menahan kapal tersebut. Namun, gara-gara tali penarik putus dan tersangkut di baling-baling, evakuasi hari itu gagal.

Keesokan harinya (6/6), upaya evakuasi dilanjutkan. Senin pagi itu tim penyelam KSOP memutus tambang di baling-baling. Upaya penarikan dimulai saat matahari condong ke ufuk barat, tetap menggunakan empat tugboat.

“Hanya saja, kali ini satu tugboat berkekuatan 80.000 tenaga kuda,” jelas Kepala KSOP Dwikora Pontianak, Gunung Hutapea.

Menurut dia, dibanding sehari sebelumnya, pasang air laut saat itu maksimal hingga memudahkan proses evakuasi. Akhirnya, Bukit Raya bisa dibawa ke Pelabuhan Dwikora.

Gunung menyatakan, cuaca ekstrim penyebab Bukit Raya kandas di Muara Jungkat. Kapal memang bergeser dari as atau jalur pelayaran karena jalur porosnya memang cukup kecil. Hanya 40 meter.

“Jadi sulit juga untuk bermanuver,” jelasnya.

Setelah bersandar di Pelabuhan Dwikora, Bukit Raya diperiksa oleh Balai Klarifikasi Indonesia (BKI). Gunung mengatakan, pihaknya sedang menginvestigasi kondisi kapal.

“Kami akan melakukan survey under water (bawah air),” terang dia.

Survei ini meliputi pengecekan kebocoran pada bagian bawah kapal, keretakan pada daun kemudi maupun baling-baling kapal. Setelah dinyatakan laik, barulah Bukit Raya boleh melanjutkan pelayarannya.

“Lebih baik tidak berlayar daripada tidak kembali,” tutup Gunung, ramah.

Sepertinya proses survei kondisi terakhir kapal tak memakan waktu lama. Pukul 16.40 WIB kemarin, Bukit Raya sudah menuju Natuna, Kepulauan Riau, membawa 460 penumpang.

Laporan: Achmad Mundzirin dan Marselina Evy

Editor: Mohamad iQbaL