eQuator.co.id – Pontianak-RK. Seperti tahun-tahun sebelumnya, bulan puasa kali ini pun di Masjid Raya Mujahidin membuka pasar Ramadan. Antusias warga begitu tinggi, sehingga stan-stan terisi penuh.
Ketua Yayasan Mujahidin, Syakirman menuturkan jumlah stan tahun ini lebih besar dibanding sebelumnya. Awalnya panitia menyediakan 99 stan. Angka tersebut sesuai jumlah nama Allah sebanyak 99, supaya berkah. “72 orang berjualan makanan, 27 menjual busana, assesoris, dan lain-lain. Tapi info yang disampaikan ketua panitia, animo peserta luar biasa, masuk lagi delapan orang, jadi sekarang berjumlah sebanyak 107 stan,” katanya saat membuka Pasar Ramadan 1437 H, di Halaman Masjid Raya Mujahidin, Senin (6/6).
Bahkan, kata Syakirman, ada sekitar 20-30 orang yang masih menunggu. Kalau mau ambil 114 stan saja, maka sesuai jumlah surah Alquran. “Mudah-mudahan apa yang kita harapkan mendapat berkah. Apa yang kita laksanakan di sini bisa menampung hajat orang banyak. Ingin memberikan pelayanan sebaik-baiknya untuk pedagang, yang hasilnya sesuai harapan,” ujar Syakirman.
Pasar Ramadan kali ini, kata dia agak berbeda dari sebelumnya. “Kalau tahun sebelumnya juadah berjualan makanan dan minuman berbuka dan lauk-pauk jadi untuk sahur, maka tahun ini diramaikan juga dengan stan pakaian, assesoris, dan lainnya,” jelasnya.
Tidak hanya di Kalbar, di seluruh Indonesia pada Ramadan selalu melaksanakan kegiatan pasar untuk berjualan makanan dan minuman yang dibutuhkan masyarakat untuk berbuka puasa serta sahur. “Sejak dulu memang sudah ada pasar yang dikenal dengan nama pasar juadah, tersebar di mana-mana sepanjang jalan dan selalu ramai dikunjungi,” pungkasnya.
Syakirman meminta agar panitia memberi pelayanan sebaik-baiknya. Sedangkan untuk lokasi parkir, tidak membuat halangan masyarakat singgah. Syakirman berharap, karena lingkungan pasar juadah di lingkungan masjid, tentu ada batasan tertentu yang dijaga, baik panitia pelaksana, maupun penjual. “Untuk pembeli yang berkunjung diingatkan dalam hal berpakaian, tidak terlalu mengundang hal yang negatif. Berpakaian wajar-wajar saja,” pesannya.
Dia juga berharap, penjual memberi pelayanan sebaik-baiknya. Jadikan tempat usaha yang sehat, tidak ada iri satu dengan yang lain, persaingan sehat dengan memberi pelayanan yang baik sehingga orang senang belanja. “Semoga di Mujahidin ini lebih baik dari tempat lainnya, kalau perlu tunjukkan kerja sama antara satu penjual dengan lainnya,” tutup Syakirman.
Laporan: Nurhijria Maharani
Editor: Arman Hairiadi