KM Bukit Raya Masih Kandas, Sambut Ramadan Saat Proses Evakuasi

TARAWEH. Para ABK KM Bukit Raya melaksanakan shalat tarawih di masjid lantai lima dalam kapal yang kandas di Muara Jungkat, Mempawah, Minggu (5/6). MARSELINA EVY

Pontianak-RK. Tadi malam pemerintah dan para ulama telah menetapkan 1 Ramadan 1437 H pada hari ini, Senin (6/6). Para ABK KM Bukit Raya tujuan Pontianak-Surabaya yang masih kandas di Muara Jungkat, Mempawah, terlihat mengenakan kopiah dan mukenah. Mereka memasuki bilik kecil di buritan (bagian belakang kapal), untuk berwudhu. Tak lama azan pun berkumandang, sebagian awak kapal memasuki masjid di dek lima. Mereka menunaikan shalat Isya dan tarawih berjamaah.

KM Bukit Raya mengangkut 1.636 penumpang yang diawaki 86 ABK. Kapal ini berangkat dari pelabuhan Dwikora Pontianak dan kandas di Muara Jungkat, Jumat (3/6) malam. Di anjungan (bagian depan) awak kapal terlihat sibuk memandu tugboat yang menarik KM Bukit Raya yang kandas.

Malam semakin larut, proses evakuasi masih berlangsung. Pukul 20.00 aktivitas evakuasi dihentikan. “Proses evakuasi kita tutup pada pukul 19.30,” ujar Gunung Hutapea, Kepala Kantor Syahbandaran dan Otoritas Pelabuhan kelas II Pontianak tadi malam.

Proses evakuasi dilanjutkan besok, tergantung pasang surut air laut. Evakuasi kemarin terkendala air surut. “Sulit menarik KM Bukit Raya karena lumpur. Selain itu, tambang selalu putus, karena melilit pada propeller (baling-baling kapal),” kata Gunung.
Dua unit tugboat sudah merapat di sisi kanan KM Bukit Raya pukul 15.00. KSOP Pontianak mengerahkan empat tugboat untuk menarik KM Bukit Raya kembali ke jalur pelayaran.

“Semua penumpang sudah kita evakuasi hingga tadi malam. Sekarang kita melakukan evakuasi badan kapal,” ujar Gunung.

KSOP merencanakan penutupan jalur pelayaran di bui 3-4 selama empat jam. “Aktivitas pelayaran di jalur ini kita stop sampai pukul 20.00 malam,” jelasnya.

Tugboat yang semula menarik di buritan berpindah ke samping kapal. Masing-masing dua tugboat. Tampak di kejauhan, lampu kapal menerangi lokasi evakuasi. Kemudian lampu kapal yang berhenti berlayar, menunggu proses evakuasi KM Bukit Raya.

“Besok kita akan lakukan penyelaman dulu di pagi harinya. Kita melepaskan tambang yang melilit propeller,” sambung Meiardi Baruna Negara Ticoalu, Kapten KM Bukit Raya.

Saat proses evakuasi berlangsung, hanya ABK yang masih berada di KM Bukit Raya. “Kami semua ada 86 ABK, dua perempuan di bagian kesehatan dan entertainment,” ungkap Meiardi.

Laporan: Marselina Evy

Editor: Hamka Saptono