eQuator.co.id – Pontianak-RK. Satwa dilindungi kembali diserahkan secara sukarela ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalbar, Kamis (19/5). Abdullah, warga Pontianak, datang sendiri menyerahkan primata jenis Lutung Merah tersebut.
“Lutung ini ditemukan saat saya trabas (terobos) ke perbatasan Landak dengan Bengkayang,” tutur Abdullah di Kantor BKSDA. Dia anggota salah satu komunitas motor cross.
Kala itu, ia bercerita, primata lucu bernama latin Presbytis rubicunda dipelihara seorang warga setempat. “Saya tahu soal larangan memelihara satwa ini. Saya coba untuk meminta Lutung itu dari Sang Pemilik. Alhamdulillah, ia mau menyerahkan,” paparnya.
Lutung itu pun dibawanya ke Pontianak. Dirawat selama beberapa hari untuk memulihkan kondisinya sebelum diserahkan ke BKSDA Kalbar. Selama dirawat, Abdullah memberi nama betina tersebut Merlyn.
“Selama dipelihara, saya kasih dia makan pisang dan susu beruang,” terang dia.
Lutung Merah adalah spesies primata dalam keluarga Cercopithecidae. Satwa ini ditemukan di Pulau Kalimantan dan juga Kepulauan Karimata. Ciri khasnya ekor panjang berbulu kemerahan, wajah berulas kebiruan. Sedangkan anakannya berwarna keputih-putihan dengan bercak hitam pada bagian bawah punggung dan melintang sepanjang bahu.
Biasanya, kelompok Lutung Merah ini berjumlah hingga delapan ekor dengan seekor pejantan dewasa. Makanan utamanya adalah dedaunan muda dan biji-bijian. Lutung Merah dapat hidup di perkebunan tertentu dan mungkin keluar dari hutan memasuki kebun-kebun warga untuk mencari makanannya.
Kelestarian populasi Lutung Merah semakin hari semakin terancam. Beberapa penyebabnya pembukaan/penebangan hutan berskala besar, kebakaran hutan, perburuan, dan perdagangan satwa liar.
Kini, kesadaran dan kepedulian masyarakat akan kelestarian satwa liar perlahan mulai meningkat. Hal ini dibuktikan dengan aksi penyerahan satwa secara sukarela ke BKSDA yang semakin sering.
Terhitung seminggu terakhir, setidaknya ada enam satwa dilindungi yang diserahkan. Mulai dari bayi Orangutan, burung Rangkong Badak, Elang Brontok, dan Kelempiau hingga Lutung.
Kepala Satuan Tugas Penanggulangan Konflik Tumbuhan dan Satwa Liar BKSDA Kalbar, Azmardi mengatakan, pihaknya mengapresiasi masyarakat yang dengan sukarela ikut berperan aktif menjaga kelestarian satwa liar. “Satwa liar seharusnya hidup di hutan. Tidak etis jika dipelihara. Untuk itu, saya mengimbau agar masyarakat yang memelihara satwa liar dapat menyerahkan ke BKSDA. Nantinya akan kami dilakukan rehabilitasi sebelum satwa itu dilepasliarkan ke habitatnya,” tutur dia.
Sejak Januari hingga Mei 2016 ini, ia memaparkan, BKSDA Kalbar telah menerima penyerahan dan penyitaan satwa liar serta tumbuhan sebanyak 1.040 ekor/individu/rumpun. “Individu Orangutan ada sebelas, 2 ekor beruang madu, 2 individu Kelempiau, seekor kucing hutan, 33 ekor reptil, 2 individu Lutung Merah, 5 ekor Kukang, 859 ekor burung serta sebanyak 125 tanaman atau tumbuhan,” tutup Azmardi.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Mohamad iQbaL