eQuator.co.id – Pontianak-RK. Sehari sebelum dimulainya Operasi Patuh 2016, kecelakaan tragis menimpa Staf Biro Umum Kalimantan Barat, Nikander Serus. Minggu (15/5) sore, tepat di depan PLTD, Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara, ia meregang nyawa di tempat kejadian perkara (TKP).
Saat itu, Nikander tengah menuju Pontianak dari Landak. Ia mengendarai sepeda motor KB 5140 LH. Di TKP, menghindari kerusakan jalan, ia terjatuh dan tertabrak mobil KB 1665 DG yang dikendarai SA, seorang warga Sintang yang mengemudi dari arah sebaliknya: Pontianak menuju Batu Layang.
“Korban kehilangan kendali saat menghindari lubang di jalan. Akhirnya terjatuh dan kecelakaan pun tak terelakkan dengan mobil yang dikemudikan oleh SA. Dimana korban yang terjatuh dari sepeda motor langsung mengenai atau menabrak bemper depan mobil,” ungkap Kasat Lantas Polresta Pontianak, Kompol Wahyu Jati Wibowo, dikonfirmasi terkait kecelakaan tragis ini di kantornya, Senin (16/5).
Meninggal dunia di tempat, jasad Nikander langsung dilarikan ke Puskesmas 24 jam Siantan. Malam harinya dibawa ke rumah duka di Kabupaten Landak.
“Kronologis kita dapatkan dari keterangan pengemudi mobil. Dimana kita saat ini sedang mengumpulkan saksi-saksi dalam rangka penyelidikan kecelakaan yang menyebabkan korban meninggal dunia,” sambungnya.
Atas kecelakaan tersebut, Wahyu memaparkan, pihaknya mengamankan sejumlah barang bukti, yakni sepeda motor korban maupun mobil yang menabraknya.
“Beserta pengemudi mobilnya (SA,red). Kita langsung melakukan pemeriksaan terhadapnya termasuk kepada sejumlah orang yang mengetahui atau melihat langsung kejadian ini,” tutur dia.
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam berkendara. Menurutnya, kecelakaan lalu lintas (Laka Lantas) itu terjadi disebabkan berbagai faktor.
“Cuaca, kondisi jalan, maupun human error (kelalaian manusia,red) sendiri. Namun yang terjadi kebanyakan disebabkan karena human error. Sehingga untuk keamanan dan keselamatan, pengendara harus tertib berlalu lintas,” pungkas Wahyu.
Senada, Kanit Lantas Polsek Sungai Raya, Ipda Eka Suwarna. Sungai Raya juga termasuk wilayah rawan Laka Lantas. “Penyebab yang paling sering kita temukan karena faktor Si Pengemudi. Mengapa kita mengatakan pengemudinya, karena kita tahu banyak yang tidak tahu tata cara mengemudi dengan benar,” jelas dia di kantornya.
Salah satu contoh, dikatakan Eka, saat mengonsumsi obat memaksakan diri berkendara. “Itukan berbahaya sekali,” tuturnya.
Kemudian, penyebab lain adalah memaksakan penggunaan kendaraan yang sudah maupun sedang tak laik jalan. “Dipaksakan, seperti rem blong, bannya gundul, kelengkapan dari kendaraan banyak yang dilepas,” ujar Eka. Lanjut dia, cuaca juga penyebab. Misalnya saat hujan, jalan tentu licin.
Kondisi jalan atau infrastruktur buruk pun, dipaparkannya, menyebabkan terjadinya Laka Lantas. “Kalau jalan banyak lobangnya, pengemudi yang tidak tahu kondisi tersebut bisa menabraknya dan terjadilah kecelakaan. Apalagi yang mengemudi dengan kecepatan tinggi,” tandasnya.
Rata-rata, Eka menyatakan, kecelakaan di wilayah tugasnya terjadi di Jalan Arteri Supadio dan Jalan Adi Sucipto. Polsek Sungai Raya pernah melakukan analisa dan evaluasi (Anev) di kawasan tersebut. Anev juga dilakukan usai kecelakaan terjadi.
“Hasilnya, penyebab terjadinya Laka Lantas karena banyaknya jembatan liar atau jalan tikus yang dibuat oleh masyarakat. Itu tanpa seijin dari Dishub (dinas perhubungan). Kebanyakan pengemudi syok, kaget, dan bingung, karena banyak kendaraan yang tiba-tiba muncul dari infrastruktur buatan warga itu,” tukas dia.
Menurutnya, koordinasi dengan pemerintah daerah setempat sudah dilakukan. Eka menyebut, 57 jembatan sempat dibongkar. Khusus di Jalan Adi Sucipto, Laka Lantas terjadi karena jalan yang sempit. Ruas jalan tidak berbanding lurus dengan padatnya kendaraan.
Laporan: Achmad Mundzirin dan Nurhijria Maharani
Editor: Mohamad iQbaL