eQuator.co.id – Pontianak-RK. Kegiatan Khataman Alquran yang diselenggarakan Pemerintah Kota (Pemkot) bekerja sama dengan Lembaga Pengembangan Tilawatil Quran (LPTQ) Kota Pontianak diikuti 1.195 peserta, Minggu (8/5) di Masjid Raya Mujahidin. Jumlah ini lebih banyak dari yang ditargetkan 1.000 peserta.
Para peserta Khataman Alquran ini menggunakan pakaian khas melayu. Sebagian besar, peserta merupakan anak-anak tingkat Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Mereka sebelumnya belajar dari guru ngaji di lingkungannya alias guru ngaji tradisional.
Sambil memegang Alquran, peserta terlebih dahulu pawai dari Kantor Terpadu Jalan Sutoyo menuju Masjid Mujahidin melalui Jalan Ahmad Yani. Wali Kota Pontianak, H. Sutarmidji SH MHum menyambut langsung kedatangan peserta di Masjid Raya Mujahidin.
Menurut Sutarmidji, selama ini ada yang beranggapan guru ngaji tradisional tidak memiliki santri atau murid yang diajarinya mengaji. Anggapan itu dinilainya salah besar, justru dari guru ngaji tradisional lah yang banyak mencetak anak bisa membaca Alquran hingga khatam.
“Saya buktikan hari ini, ternyata ada 1.000 lebih anak didik dari guru ngaji tradisional yang dikhatamkan secara massal,” ujarnya.
Khataman massal ini tentu saja diikuti peserta yang khatam Alquran 30 juz. Sebelumnya ada beberapa yang khatam Alquran 10 juz hingga 20 juz berniat mengikuti kegiatan akbar ini. Namun, Sutarmidji menegaskan hanya boleh diikuti peserta yang khatam 30 juz.
“Kemarin ada yang ingin ikut, tapi khatam Alquran 10 juz, 20 juz, tapi saya minta hanya yang khatam 30 juz yang mengikuti kegiatan ini,” ungkapnya.
Menurut pria yang akrab disapa Midji ini, Khataman Alquran massal seperti ini baru pertama kali digelar. Ini selaras dengan sosialisasi program Pemkot Pontianak yang akan menerapkan wajib khatam Alquran bagi siswa lulusan SMP sederajat. Sebagai tahap awal, memasuki tahun ajaran baru pada tahun ini, pihaknya akan mengupayakan anak-anak sudah memiliki keterangan apakah sudah khatam Alquran atau belum.
“Kalau belum, nantinya mereka akan mengikuti program dari Pemkot untuk mereka khatam Alquran,” jelasnya.
Selanjutnya, kata Mijdi, tahun depan ketika memasuki ajaran baru, setiap siswa lulusan SMP yang beragama Islam wajib mengantongi sertifikat yang menerangkan bahwa yang bersangkutan sudah khatam Alquran 30 juz. Seandainya ada yang belum khatam, yang bersangkutan tetap bisa mendaftarkan ke SMA/SMK, tetapi mereka akan dimatangkan melalui pendidikan baca Alquran di beberapa masjid yang ditunjuk sebagai pelaksana program ini.
“Supaya anak-anak ketika lulus SMA, ia sudah paham betul tentang ajaran agamanya sehingga tidak melakukan hal-hal yang menyimpang sekaligus bisa menjadi rem bagi diri mereka dari perbuatan yang merusak moral,” terangnya.
Sementara terkait kegiatan Khataman Alquran, tahun depan rencananya akan lebih ditingkatkan, melibatkan 30 ribu lebih peserta. Tempat pelaksanaannya tetap dipusatkan di Masjid Mujahidin, namun hanya 5.000 peserta. Selebihnya peserta di sebar di masjid-masjid yang ada di kecamatan-kecamatan dan digelar secara serentak.
“Antusiasnya para peserta Khataman Alquran banyak sekali. Kegiatan ini dadakan sebenarnya, tidak direncanakan,” jelas Midji.
Di tempat sama, Mulyadi menambahkan, peserta Khataman Alquran berasal dari enam kecamatan se-Kota Pontianak. Namun yang terbanyak dari Kecamatan Pontianak Barat dengan jumlah peserta 300 lebih.
“90 persen anak-anak peserta Khataman Alquran ini hasil didikan guru ngaji tradisional. Mengaji dari rumah ke rumah, sisanya di luar dari guru ngaji tradisional,” tuturnya.
Ke depan, pihaknya akan melibatkan sekolah-sekolah sehingga jumlah peserta Khataman Alquran akan lebih banyak lagi. Ia berharap, dengan adanya kegiatan ini membaca ayat-ayat suci Alquran di rumah-rumah lebih membudaya.
“Kalau budaya membaca Alquran ini terus ditumbuhkembangkan di rumah-rumah, Insya Allah ini akan membawa kebaikan,” pungkas Mulyadi.
Sementara itu, Ari, siswa Kelas III SDN 21 Jalan Tebu Kecamatan Pontianak Barat, menuturkan kebahagiaannya serta bangga telah menjadi peserta Khataman Alquran. Terlebih, sebelumnya mereka diarak.
“Saya senang bisa ikut khataman Alquran massal, sebab yang ikut ramai jadi banyak teman,” katanya polos.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi