eQuator.co.id – Irshal Syukra mulai fokus di dunia usaha semenjak 2014. Berawal dari kepastian hidup bekerja di salah satu BUMN selama 5 tahun. Dimana, alumnus D1 Teknik Mesin STT PLN Jakarta 2008 ini merasa hanya menjadi bagian dari rencana orang lain.
Baginya, dari pada karir direncanakan orang lain, lebih baik direncanakan oleh diri sendiri. Dia akhirnya undur diri dan memulai usaha secara mandiri.
Dua tahun sebelum membuka usaha Roti Cane Al Maghriby di Jalan Putri Dara Hitam, pria kelahiran 21 Februari 1990 ini pernah belajar menggeluti usaha jasa dan beberapa kali usaha kuliner. Namun selain kurang fokus, panjangnya proses birokrasi dan sedikit kaku menjadi penyebab usaha yang digelutinya ikut kaku.
Lebih lanjut, seperti apa usaha yang dijalani pria yang aktif di Divisi Markom Komunitas TDA Pontianak saat ini. Berikut wawancara selengkapnya bersama Rakyat Kalbar;
+Bisa Anda jelaskan profil usaha yang dijalankan ini?
-Usaha ini bernama Roti Cane Al Maghriby, alamatnya di Jalan Putri Dara Hitam, Komplek Pontianak Sport Center, Nomor 6. Mulai open dari 8 Maret 2016.
+Dari sekian banyak usaha kenapa akhirnya memilih usaha di bidang kuliner ini. Apa ide awalnya menciptakan nama “Roti Cane Al Maghriby”.
-Sebenarnya dalam hal ini ada tiga aspek dunia usaha yang menjadi kebutuhan primer manusia. Sandang (Pakaian), Pangan (Makanan), Papan (Perumahan). Dari semua itu, kebetulan saya hobi makan makanya dipilih usaha kuliner. Hehehe.
Mengenai Roti Cane Al Maghriby sendiri; kebetulan pada 2013 sepulang umroh bersama ibu, saya pernah bersafari ke daerah Hindustan (India Pakistan dan Bangladesh). Nah, di situ saya perhatikan roti cane merupakan makanan sehari hari masyarakat setempat.
Hampir setiap hari jarang ketemu nasi. Nah ketika kembali ke Pontianak sesekali kalau lagi kangen makanan timur tengah, saya coba makan di beberapa kedai. Namun sayangnya perbedaan citarasa yang saya dapatkan di sini dan di negara asalnya membuat saya merasa kurang puas. Hingga akhirnya saya putuskan untuk usaha roti cane saja. Tentu saja dengan citarasa yang sudah disesuaikan dengan masyarakat kita pada umumnya.
Kenapa Al Maghriby? Karena jam operasional kami berada di dua waktu maghrib. Sebelum maghrib sampai selepas maghrib. Mulai pukul 16.00 sampai 22.00. Kalau jam operasionalnya siang, jadinya roti cane al Dzuhuri. Hehehe.
+Apa yang menurut Anda Roti Cane Al Maghriby ini berbeda dengan produk cane lainnya?
-Dari citarasa sendiri setiap orang tentu saja relative. Nah untuk itu saya coba mengutip testimoni salah seorang pelanggan yang mengatakan kalau Cane Al Maghriby ini merupakan perpaduan roti cane yang renyah dan bumbu kari yang gurih seolah meledak di setiap gigitannya.
Selain itu, hastag #SarapanMalam kami tentu saja menjadi pembeda dengan beberapa kedai lainnya yang hampir semuanya buka di pagi hari. Karena sarapan roti cane tak mesti pagi hari bukan? Pulang kantor sembari melepas senja ataupun ingin makan malam yang ringan bersama keluarga merupakan saat yang tepat untuk bersantap roti cane.
+Apa saja varian yang Anda hidangkan?
-Saat ini, selain roti cane, kami menyediakan kari kambing super spesial, kari sapi istimewa, kari ayam spesial dan kari telur. Rencananya Mei mendatang bakalan ngeluarkan varian toping yang terbaru. Untuk informasi terkini, kami juga aktif di sosial media. Semisal facebook fanspage kami di: Roti Cane Al Maghriby ataupun InstaGram:@roticanealmaghriby.
+Dari sekian varian yang ada, apa yang menjadi unggulan Roti Cane Al Maghriby serta berapa harganya?
-Yang menjadi unggulan kami adalah kari kambing super spesial yang kebetulan menjadi best seller di bulan ini. Untuk varian yang ada, harganya dimulai dari Rp15 ribu.
+Selain makan ditempat. Apakah Anda juga menyediakan jasa pesan antar?
-Ya betul. Kami menerima pesan antar. Mulai dari acara weeding, meetng, gahtering, arisan, aiqah cattering dan lainnya. Konsumen bisa menghubungi kami melalui HP: 0852-4504-4088, BBM: 5AC53CA7. Melalui facebook; Roti Cane Al Maghriby dan Insta Gram: @roticanealmaghriby.
+Selama menjalani usaha ini, apa kira-kira yang menjadi kendala?
-Secara khusus karena masih dalam tahap merintis usaha, yang paling sulit adalah fokus dan istiqomah. Kemudian tentu saja modal yang menjadi tantangan tersendiri memulai usaha nyaris tanpa modal terutama di zaman sekarang. Untungnya modal dalam dunia usaha bukan hanya semata-mata dinilai dengan rupiah.
Sedangkan dari segi kualitas produk menjadi tantangan tersendiri bagi kami untuk menjaga bagaimana citarasa produk kami sama persis antara kemarin, hari ini, besok dan seterusnya. Karena sudah menjadi rahasia umum bahwa terkadang dalam bisnis kuliner akan terjadi sedikit perbedaan citarasa yang disebabkan perbedaan perlakuan pada saat proses produksi.
Sedangkan untuk SDM, saat ini kami dibantu oleh tim yang berjumlah lima orang.
+Berapa rata-rata omzet yang Anda hasilkan per bulan?
-Untuk omzet, Alhamdulillah masih dapat bersaing dengan pendapatan dulu sewaktu masih karyawan. Hanya saja masih jauh dibandingkan dengan bonus-bonus yang didapat dulu. Hehehe.
Reporter: Fikri Akbar
Redaktur: Andry Soe