eQuator.co.id – Pontianak-RK. Tahun ini pembangunan waterfront City akan dimulai menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Selama pembangunannya Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak berjanji tidak akan membongkar rumah yang ada di kawasan waterfront city.
“Kalau pun ada, dipastikan akan ditata sebaik mungkin agar tidak terkesan kumuh,” ujar Wakil Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Jumat (15/4).
Dijelaskan Edi, untuk penataan Kampung Beting mengunakan konsep kota air (watercity). Tidak ada rumah warga yang dibongkar, namun nantinya akan dilakukan program perapian dan perehaban rumah-rumah tak layak huni. Tujuannya mengembalikan rumah sesuai dengan fungsi awalnya. “Tahun ini kawasan tersebut sudah akan dikerjakan, di mana saat ini sudah masuk dalam tahap lelang,” jelas mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kota Pontianak ini.
Dalam pengerjaan, kata Edi, nantinya dibagi menjadi dua tahap. Itu pun dikarenakan, pemerintah pusat mengucurkan dananya secara bertahap yakni sebesar Rp16 miliar. “Kita sudah melakukan rapat di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, tahun ini akan kita lakukan proses lelang. Untuk penataan plaza Masjid Jami dan di dalamnya serta penataan jembatan dan parit, yang dilakukan secara berkelanjutan,” paparnya.
Penataan ini, kata Edi juga akan merambah ke pasar serta merapikan kondisi lingkungan Kampung Beting. Agar secara kualitas, kerapiannya akan lebih baik dibandingkan kondisi yang ada sekarang. ”Total dana dari kementrian PU sebesar Rp34 miliar dua tahap. Dan bantuan pertama sebesar Rp16 miliar akan dilaksanakan pada tahun ini. Sedangkan sisanya akan dilanjutkan tahun yang akan datang,” jelas Edi.
Tanpa mengubah fungsi, nantinya penataan tersebut akan dibuatkan dua jalur. “Untuk akses masuk ke Kampung Beting ini akan dibuat dari dua sisi yakni melalui darat dan sungai,” demikian Edi.
Sebelumnya, Uray Indra Mulya, Kepala Bappeda Kota Pontianak, menuturkan tahun ini pemerintah pusat akan membangun jembatan beton dengan 1.250 meter dan lebar tiga meter untuk menghubungkan Kampung Beting sampai Jembatan Kapuas I. Namun tahun ini pengerjaan baru memasuki tahap pertama, yaitu sepanjang 400 meter. Di sepanjang jalur tersebut nanti akan dibangun penerangan jalan, beberapa gazebo, serta dermaga untuk sampan dan speed boat. “Dengan jalan ini, maka rumah-rumah di sekitar gertak akan menghadap ke Sungai Kapuas, bukan membelakanginya. Ini adalah konsep waterfront city yang sebenarnya, karena beberapa kota besar di dunia yang punya sungai besar memakai konsep ini, Selain sebagai fasilitas umum, gertak ini juga dirancang untuk visi pariwisata,” ujarnya, Senin (11/4) kemarin.
Disinggung soal bagaimana dengan warga di sekitar proyek pembangunan, Indra memaparkan bahwa Pemkot akan melakukan sosialisasi kepada warga sekitar yang mendirikan bangunan di atas tanah milik negara tersebut.”Kalau memang ada yang memang benar punya tanah di sana, kami minta tunjukan bukti kepemilikannya yang sah. Namun kita akan tetap memberikan tali asih bagi warga yang membangun secara ilegal,” ungkapnya.
Menurut Indra, sebenarnya kawasan Beting memiliki nilai pariwisata yang tinggi, lantaran terdapat sejarah yang cukup panjang bahkan sudah dikenal masyarakat luas. Selain itu, selama ini di sana budaya masih terjaga, ditambah dengan pemandangan yang sangat khas yang menggambarkan Kota Pontianak.
Laporan: Gusnadi
Editor: Arman Hairiadi