Karyawan Bank yang Menghilang

Salman Alfarisi, Karyawan Bank yang Menghilang Tak Anti Sosial, Aktif di Kampus

HILANG:Keberadaan Salman Alfarisi masih jadi teka-teki. Hingga semalam, posisinya masih belum diketahui. Hal itu membuat Bank Syariah Mandiri (BSM) tempat kerjanya gelar yasinan bersama untuk Salman. Salman Alfarisi merupakan karyawan Marketing Mikro Bank Syariah Mandiri Km 5, Palembang. Salman meninggalkan kantor sejak Senin (11/4) Pukul 10.00 WIB. Saat itu, dia pergi bersama seorang nasabah. FOTO:IST/SUMATERA EKSPRES

 

eQuator.co.id – Keberadaan Salman Alfarisi masih jadi teka-teki. Hingga semalam, posisinya masih belum diketahui. Hal itu membuat Bank Syariah Mandiri (BSM) tempat kerjanya gelar yasinan bersama untuk Salman. Seperti apa?

Salman meninggalkan kantor sejak Senin (11/4) Pukul 10.00 WIB. Saat itu, dia pergi bersama seorang nasabah. Tujuannya, untuk mengecek jaminan menggunakan kendaraan nasabah tersebut. Namun, saat dihubungi pada 14.00 WIB, ponsel Salman tidak aktif hingga malam harinya.

Keesokan harinya, pihak keluarga melaporkan hal ini ke kepolisian. Didampingi pihak BSM, mereka mengadu ke Mapolsek Sukarami. Sampai hari ketiga karyawan Marketing Mikro Bank Syariah Mandiri Km 5, Palembang itu, belum juga ditemukan. Bahkan, kedua orang tua Salman sudah berada di Palembang untuk mencari keberadaan anak mereka.

Untuk meyakinkan kepolisian dalam mencari keberadaan Salman, orang tuanya melapor ke Polda Sumsel, Kamis (14/4). Orang tua Salman sempat mendatangi kantor Bank Syariah Mandiri Km 5 untuk menanyakan keberadaan anaknya apakah ada perkembangan atau sudah masuk kembali bekerja.

Kasus hilangnya Salman ini menarik simpati dari BSM. Karena itu, direksi memerintahkan kepada seluruh cabang dan cabang pembantu untuk menggelar doa bersama besok (hari ini) yang bertepatan dengan Jumat.

Region CEO BSM Region II Sumatera, Marlan Marthias Achmad mengatakan, agenda di seluruh BS, setiap Jumat pagi secara rutin dan wajib mengadakan yasinan, pengajian, atau dzikir mingguan. “Khusus untuk Jumat besok (hari ini), doanya dikhususkan untuk keselamatan Pak Salman,” kata Marlan ketika dihubungi, semalam.

Menurutnya, hal itu dilakukan sebagai bentuk dukungan BSM untuk keselamatan pegawainya tersebut. “Biasanya doa secara umum saja,” beber Marlan. Forum doa pagi dari senin sampai dengan kamis memang dilakukan Pukul 7.15 hingga 7.45 WIB.

Pihak BSM sendiri berharap karyawan tersebut dalam kondisi baik dan cepat ditemukan dalam keadaan sehat walafiat. Oleh karena itu, ia meminta bantuan bagi masyarakat yang mengenal dan mengetahui keadaan Salman. Diharapkan menginformasikan hal tersebut baik kepada keluarga, perusahaan atau petugas berwenang.

Salman sendiri sehari-hari ternyata dikenal sebagai seorang yang taat ibadah. Berdasarkan wawancara koran ini terhadap Ayah Salman, Dawanes, terakhir ia kontak korban via telpon dengan Salman, Sabtu (9/4) malam. “Saya mau tanya soal brosur dan spanduk, minta bantu dia karena mau buat untuk keperluan TK. Itulah terakhir kali kontak, sampai akhirnya dapat kabar dari pihak bank, Salman hilang,” ujar Dawanes.

Dikatakan, Salman alumni Ponpes As-Salam Sungai Lilin, kini tengah menempuh pendidikan S2 di UIN Raden Fatah Palembang. Mengambil program ekonomi syariah sesuai jurusan S1-nya. Selama ini dia sudah pernah bekerja di dua bank di Sungai Lilin sebelum akhirnya bekerja di Bank Syariah Mandiri (BSM), Palembang, selama dua tahun terakhir. “Memang sengaja ambil kerja di Palembang karena mau kuliah S2 juga. Sudah hampir selesai S2-nya,” urai Dawanes.

Di mata sahabatnya, Naufal mengatakan, temannya itu memiliki pribadi yang baik dan agamis. Menurutnya Salman dalam lingkungan kerja bukan tipikal orang yang anti sosial.

“Orangnya bergaul dan ramah serta baik dan rajin ibadah. Salman merupakan alumni pondok pesantren dan sekarang juga tengah studi S2 Ekonomi Bisnis Islam di UIN Raden Fatah,” terangnya.

Saat ditanya apakah Salman aktif berorganisasi, dia menuturkan, hal itu akan sulit di lakukan. Pasalnya kesibukan bekerja di bank sepertinya tidak memungkinkan untuk membagi waktu berorganisasi, apalagi jika memang jadi bagian anggota yang aktif. “Dulu memang iya, setau saya dia memang aktif organisasi di kampus,” katanya.

Naufal mejelaskan, Salman di sini tinggal bersama bibi – nya di KM 7. Namun, ia tak mengetahui alamat secara persis.Naufal juga belum bekeluarga (single). Sedangkan kedua orangtuanya tinggal di Desa Letang Kecamatan Babat Supat. (dom/rip/cj10)