Rio Ingin Ulang Kenangan Indah

Rio Haryanto

eQuator.co.id – SAKHIR – Rio Haryanto punya alasan kuat datang ke Bahrain dengan semangat berlebih. Pada balapan perdananya di GP Australia dua pekan lalu mobil MRT05 bernomor 88 miliknya mengalami masalah pada as roda belakang. Dia gagal melanjutkan lomba. Di seri kedua ini, mimpinya melihat garis finis tak terbendung lagi. Apalagi dia punya kenangan indah di Sakhir.

Jika dibandingkan dengan seri perdana di Melbourne, sirkuit Bahrain sudah lama dikenal Rio. Satu dari tiga kemenangannya di GP2 tahun lalu diraih di Sakhir. Kemenangan yang sangat bersejarah bagi karir Rio. Sebab itu adalah victory pertama dia di ajang balap yang hanya satu level di bawah F1 tersebut.

’’Balapan malam F1 pertama saya akan menjadi istimewa,’’ ujar Rio dalam pernyataan resmi Manor. Dengan modal pemahaman tentang layout dan karakter sirkuit Sakhir, dia berharap bisa berduel sengit dengan pembalap-pembalap lain.

Rio mengatakan Manor telah menyelesaikan investigasi terkait kerusakan mobilnya di Australia. Menurutnya, kerusakaan itu hanya berskala kecil, meski memang dampaknya harus retired. ’’Hanya tidak beruntung saja. Sama seperti Kimi (Raikkonen) yang mesinnya meledak,’’ jelasnya lewat surat elektronik yang dikirimkan ke Jawa Pos.

Seperti tim-tim lain, Manor telah menentukan alokasi ban untuk dua dirinya dan Pascal Wehrlein. Yakni masing-masing empat set ban medium, lima soft, dan empat supersoft. Soal keputusan tersebut, pembalap asal Solo, Jawa Tengah itu mengatakan, Manor punya strategi sendiri. ’’Saya kira (strategi itu) agar kami bisa melahap banyak lap di sesi latihan,’’ tandasnya.

Manor memang sudah semestinya memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi duo pembalap rookie-nya untuk semakin mengenal MRT05. Ban medium adalah kompon paling keras untuk GP Bahrain. Dengan memperbanyak alokasi ban tersebut, Rio dan Wehrlein bisa berlama-lama di atas trek untuk memperbanyak jam terbang.

Masalah Rio di Melbourne baru diketahui setelah dia menyelesaikan 16 putaran. Jarak sepanjang itu tidak pernah dia capai dalam sesi latihan, apalagi kualifikasi. Dengan memperbanyak alokasi ban medium yang lebih awet, baik Rio maupun Wehrlein bisa menjajal simulasi balapan di sesi latihan hari ini (1/4) dan besok (2/4).

Rio sendiri tetap memancang target realistis untuk balapan keduanya. ’’Seperti balapan sebelumnya, target saya selalu ingin mengalahkan rekan setim (Wehrlein),’’ yakinnya. ’’Saya sudah berlatih keras selama jeda. Kondisi saya sekarang sangat fit untuk membalap,’’ tandasnya.

Dukungan besar rakyat Indonesia juga menamah buncah semangat Rio menyongsong balapan Minggu nanti. Sepulang dari Melbourne, dia pulang ke Solo. Rio menghadapi banyak pertanyaan dari penggemar. Sehingga pengalamannya di GP pembuka itu dikisahkannya berulang-ulang kepada setiap orang.

’’Punya banyak orang yang mendukung saya itu spesial sekali rasanya. Gairah Formula 1 di Indonesia sangat besar sekarang dan saya merasa sangat bangga mengibarkan bendera Merah Putih,’’ pungkasnya.

Dave Ryan, race director Manor, memastikan timnya akan melakukan perbaikan di berbagai area akhir pekan ini. Dia menyebut dua pembalapnya sudah melakukan tugas dengan baik di Australia. Potensi besar yang dimiliki MRT05 belum mampu dikuras sepanjang balapan perdana karena masalah teknis.

Bagaimana dengan peluang mereka di seri kedua?

Ryan menyebut Bahrain sering menawarkan kejutan. Cuaca yang mudah berubah memang akan menjadi faktor yang memengaruhi, tapi tidak akan krusial. ’’Karena air bisa menguap begitu cepat. Tapi (masalahnya) angin dapat menjadi gangguan bagi para pembalap dan di pit wall,’’ katanya.

Menurutnya, kondisi trek di sesi latihan pagi dan sore bisa berubah drastis. Karena itu tim harus terus memantau kondisi dan menentukan strategi tetap saat kualifikasi dan juga balapan.

Sesi kualifikasi akan kembali menggunakan format eliminasi. Ryan mengakui, di Melbourne timnya tak bisa berusaha maksimal untuk menghadapinya. Seperti dikisahkan Rio dan Wehrlein, mereka berencana melakukan dua kali hot lap, tapi gagal karena traffic. ’’Kami memfokuskan perhatian ke kualifikasi,’’ terangnya. (cak/na)