eQuator.co.id – JAKARTA – Industri ban nasional memperkuat riset dan pengembangan untuk meningkatkan daya saing. Salah satunya dilakukan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) dengan membangun fasilitas pengujian ban (proving ground).
Fasilitas uji produk ban adalah bagian dari penelitian pembuatan ban jenis baru. Dengan demikian, ban baru yang telah lulus uji di proving ground dapat dipercaya konsumen.
Menteri Perindustrian Saleh Husin menyatakan, riset dan pembangunan proving ground mutlak harus dilakukan karena sekitar 70 persen produksi ban Gajah Tunggal diekspor.
Presdir Gajah Tunggal Christopher Chan mengungkapkan, proving ground di Karawang beroperasi Mei mendatang. Fasilitas itu bertujuan menguji ban kendaraan umum dan ban sepeda motor. ’’Investasi mencapai USD 100 juta (sekitar Rp 1,3 triliun) hanya untuk proving ground,’’ sebutnya.
Fase pertama proyek dimulai 5 Maret 2012 di atas lahan seluas 100 hektare. Untuk fase kedua, Gajah Tunggal akan membangun tahun depan dan baru selesai pada 2018. Pembangunan membutuhkan waktu lama karena fasilitas uji ban sarat dengan teknologi dan membutuhkan presisi tinggi.
Gajah Tunggal saat ini mengoperasikan pabrik berkapasitas 23,2 juta ban mobil, truk, dan bus. Selain itu, pabrik bisa memproduksi 33,25 juta ban sepeda motor per tahun. ’’Jumlah tenaga kerja mencapai 14 ribu karyawan,’’ lanjut Chan.
Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka (IKTA) Kemenperin Harjanto menuturkan, sektor industri ban merupakan salah satu andalan industri manufaktur yang mampu menyerap bahan baku karet lokal. ’’Secara keseluruhan, industri ban menyerap 258 ribu ton karet alam. Ini artinya sekitar 44 persen konsumsi karet alam nasional,’’ jelas Harjanto. (wir/c23/noe)