eQuator.co.id – JAKARTA – Ascend Group memilih berfokus pada pasar usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) melalui jalur syariah dengan memanfaatkan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Unit bisnis bidang TI dan jasa keuangan konglomerasi asal Thailand, Charoen Pokphand, itu mengincar market leader transaksi nontunai di kawasan Asia Tenggara.
Masuk ke pasar Indonesia, Ascend Group berkolaborasi dengan PT Witami Tunai Mandiri (WTM) mengusung brand TrueMoney Witami. ’’Di Thailand, market share TrueMoney sudah 82 persen (dari total transaksi e-money). Di Filipina juga sudah besar,’’ kata CEO TrueMoney Witami Joedi Wisuda di Jakarta kemarin (28/3).
Di Indonesia, TrueMoney ditargetkan bisa menjadi pemimpin pasar transaksi uang elektronik. Tujuannya, target dari prinsipal menjadikan TrueMoney sebagai yang terdepan se-ASEAN bisa terwujud. ’’Karena itu, di Indonesia harus nomor satu,’’ ujarnya.
Meski sudah mengantongi izin dan lisensi dari Bank Indonesia (BI), pada praktiknya TrueMoney harus bersaing dengan perbankan besar di dalam negeri. Semua sama-sama gencar mewujudkan masyarakat Indonesia transaksi nontunai (cashless society).
Menyadari itu, Joedi memilih strategi khusus dengan membuat pembeda (diferensiasi) dan keleluasaan sebagai penyedia layanan e-money mandiri yang tidak terikat satu operator. Jurus pembeda dimulai dengan berfokus pada UMKM dan bersertifikasi halal.
Untuk sektor UMKM, penetrasi TrueMoney dilakukan melalui agen. Agen itu harus berbadan hukum atau koperasi. Saat ini sudah terdapat 1.000 agen dan ditargetkan ada 30 ribu agen di seluruh Indonesia tahun ini. Termasuk bekerja sama dengan PT Pos (Persero) sebagai bagian dari agen. Jumlah member atau pengguna TrueMoney secara total ditargetkan mencapai 3 juta. ’’Target kami adalah UKM dan UMKM serta masyarakat, terutama yang belum tersentuh industri perbankan (non-bankable). Kami bantu mereka sekaligus memasarkan sistem keuangan syariah nasional,’’ terang Joedi.
TrueMoney memang memperoleh sertifikat halal dari MUI yang resmi diserahkan kemarin. Dengan modal tersebut, TrueMoney memungkinkan lebih leluasa sebagai alat pembayaran dana keagamaan. Termasuk zakat dan sedekah.
Direktur LPPOM MUI Lukmanul Hakim menyatakan, TrueMoney sebagai satu-satunya e-money halal dirasa membantu meningkatkan sertifikasi produk halal dari pelaku UKM dan UMKM di seluruh daerah di Indonesia. ’’Data yang kami punya, terdapat 9 juta pelaku UKM dan UMKM. Baru ada 150 ribu produk yang kami sertifikasi halal. Dari perusahaan besar, sudah ada 200 ribu produk yang disertifikasi halal (mayoritas makanan),’’ ungkapnya.
Sejauh ini terdapat 10 produk per hari dari perusahaan besar yang mendaftarkan sertifikasi. Dari produk UKM, perlu dilakukan upaya jemput bola. Biaya sertifikasi produk UKM mulai nol sampai Rp 2,5 juta. Biaya sertifikasi produk perusahaan besar mulai nol sampai Rp 5 juta per produk. (gen/c14/oki)