Putussibau-RK. Sejumlah pedagang di Pasar Pagi Putussibau menyatakan kesiapannya jika harus di relokasi oleh Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Kapuas Hulu ke Pasar Kedamin Indah (Kedah) Jalan Pesantren, Kelurahan Kedamin Hilir. Tetapi, harus semuanya.
“Sebenarnya kalau di pasar pagi ini memang strategis tempatnya, tinggal bagaimana pemerintah menata kembali. Tapi kalau harus diminta pindah, kita siap,” ujar Norsidah, salah satu pedagang sayur, saat ditemui Rakyat Kalbar, Minggu (13/3).
Menurut Norsidah, baginya jika harus direlokasi ke Pasar Kedah, lokasinya harus mudah dijangkau untuk membawa sayur-sayurannya ke pasar. Kemudian, semua pedagang harus ikut, sehingga dipusatkan di Pasar Kedah tersebut. “Memang tempatnya agak jauh masuk ke dalam. Kita percaya aja kepada Allah SWT, mengingat rejeki, jodoh dan maut sudah ditentukan oleh yang di atas,” tuturnya.
Menurut dia, jika pasar pagi ditata dengan baik, tentu akan menjadi lebih indah, misal dengan pengelompokan jenis dagangan yang ditempatkan secara terpisah. “Antara pedagang sayur, ikan dan buah itu harus terpisah, biar rapi. Yang berbelanja pun mudah mencarinya, karena satu jenis jualan terpusat pada satu tempat,” sarannya.
Sementara itu, Seli, penjual daging ayam tidak setuju jika direlokasi ke Pasar Kedah. Ia beranggapan, dilokasi tersebut dagangan akan sulit laku, karena jauh dari pusat kota. “Kalau di Pasar Pagi inikan orang mau belanja enak tidak jauh letaknya dengan Sungai Kapuas, bahkan bisa jalan kaki. Sementara kalau di Pasar Kedah itu kalau orang mau belanja harus ngojek dulu baru bisa sampai,” ujar Seli.
Seli menilai, lokasi pasar pagi sudah strategis, sehingga Pemda tidak perlu membuat pasar baru lagi. Cukup melakukan penataan dengan menjadikan kondisi pasar rapi dan bersih. “Bagus perbaiki Pasar Pagi ini saja, Kami pun sudah enak jualan di sini,” kata dia.
Diakuinya, meski berat pindah dari Pasar Pagi, jika pemerintah sudah memutuskannya dengan merelokasi semua pedagang, maka tetap dilaksanakan. “Kalau yang lain mau pindah ke Pasar Kedah, saya pun mau juga, kalau yang lain tidak mau saya juga tidak mau,” katanya.
Kekhawatiran Seli terhadap jualannya menjadi alasan untuk meninggalkan pasar Pagi itu. Karena ia berasumsi bisa berdampak pada pendapatan perharinya. “Kalau di sini hasil kami lumayanlah, cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,” ungkap Seli.
Laporan: Andreas
Editor: Arman Hairiadi