eQuator – Pontianak-RK. Tim Inafis Polda Kalbar dan tim Laboraturium Forensik (Labfor) Bareskrim Mabes Polri melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) mendalami penyebab ledakan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Gertak Satu, Jalan Hasanuddin, Pontianak Barat, Jumat (8/1) sore.
Selain kepolisian, tim dari HSE Marketing Operation Pertamina Region VI dan tim dari Ditjen Migas bagian Tehnik Investigasi serta Pertamina Cabang Pontianak, juga hadir dalam olah TKP itu.
Meski hampir tiga jam olah TKP dilakukan, hal itu dirasa belum cukup bagi tim. Rencananya, olah TKP akan dilakukan kembali dihari kedua, yakni Sabtu (9/1) hari ini. “Kita lanjutkan besok (hari ini). Tadi kita hanya mendalami atau mempelajari konstruksi-konstruksi di SPBU ini,” kata Kompol Nur Kholis salah satu tim dari Labfor Bareskrim Mabes Polri, usai olah TKP.
Selama olah TKP yang dilakukan, lanjut Nur Kholis, pihaknya belum mendapatkan petunjuk-petunjuk penyebab SPBU tersebut meledak. “Barang bukti pun belum ada yang kita amankan. Mudahan besok selesai,” ucapnya.
Dari hasil rekaman CCTV yang disita polisi, menggambarkan, ledakan pertama kali terjadi di mesin pompa dispenser dua (tengah) pengisian solar, tepat pukul 06.27, Kamis lalu. Kala itu, sopir mobil trailer KB 9992 QL warna hijau terlihat tengah mengisi sendiri BBM jenis solar, bukan semestinya dilakukan oleh operator.
Usai mengisi, si sopir mengembalikan nozel pengisian ke dudukan di dispenser dua tersebut. Si sopir kemudian menutup tangkinya, sambil menoleh ke arah mesin pompa dispenser dua. Tiba-tiba ledakan terjadi di mesin pompa dispenser dua tersebut. Sopir trailer kemudian terpental dan menyelamatkan diri dengan merangkak ke arah mesin pompa dispenser tiga. Ledakan kemudian merambat ke tangki dispenser lainnya. Ledakan ini membuat lima karyawan dan dua pengantre BBM terkena imbasnya. Termasuk merusakan bangunan dan komponen lainnya, serta beberapa kendaraan yang tengah mengantre di SPBU tersebut.
“Saat ini kami masih melakukan investigasi dan pengkajian. Kondisinya seperti apa, untuk mengambil kesimpulan lebih lanjut,” kata Alam Kanda, Sales Exekutive Pertamina Pontianak di SPBU Gertak Satu.
Alam mengatakan, sejauh ini Pertamina belum menemukan SPBU di Kota Pontianak yang tidak menggunakan alat dan komponen tidak standar. Dia mengklaim selalu melakukan pemeriksaan rutin. Termasuk SPBU yang meledak ini. “SPBU ini adalah SPBU Pasti Pas, karena telah mengikuti standar Pertamina. Sehingga dijamin lebih aman,” ujar Alam.
Namun, dikatakan Alam, Pertamina masih tidak menyangka, kenapa SPBU ini bisa meledak. Saat sekarang, kata Alam, SPBU tidak diizinkan untuk berkativitas. Pengisian BBM dialihkan ke SPBU terdekat. “Ke depan jika sudah sudah selesai, maka kami perbolehkan SPBU ini beroperasi. Namun tentunya kami akan melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dari segi tehnik, fisik dan SE-nya,” tegasnya.
Jika ditemukan peralatan yang tidak memenuhi standar dan atau adanya kelalian dari pihak SPBU, sehingga ledakan ini terjadi, ditegaskan Alam, maka pihaknya akan memberikan sanksi tegas. Namun, Pertamina terlebih dahulu akan melakukan evaluasi dan pengkajian, sesuai kontrak yang berlaku dengan SPBU tersebut, untuk mengambil tindakan. “Salah satunya tidak memberikan izin SPBU ini untuk beroperasi,” papar Alam.
Terkait adanya laporan yang menyebutkan pengisian BBM dilakukan oleh konsumen bukan operator, Alam sendiri sempat mendengar selentingan itu. “Ini masih dalam investigasi kami,” ujarnya.
Untuk menghindari agar hal serupa tidak lagi terjadi, Pertamina akan terus melakukan sosialisasi ke seluruh SPBU, baik lisan, tertulis maupun turun langsung. Termasuk penyediaan alat keselamatan, seperti pemadam kebakaran di setiap SPBU. “Setiap satu bulan sekali, harus dicek alat keselamatan. Tertutama dimasa berlakunya. Termasuk selang dan nozelnya. Itu sudah kami instruksikan sebelumnya kepada setiap pihak SPBU,” katanya.
Dikatakan Alam, terjadinya ledakan atau api itu berasal dari tiga unsur segitiga api. Yakni, panas, udara dan bahan bakar. “Jika tiga unsur itu ada, maka pasti ada api atau percikan. Diduga ledakan ini mengacu pada keterangan saksi mata, pemicunya dari salah satu dispenser,” katanya. Ledakan SPBU ini, menurut Alam, baru pertama kali dan terbesar di Kalbar.
Periksa Saksi
Sementara Kasat Reskrim Polresta Pontianak, Kompol Andi Yul Lapawesean mengatakan, sampai saat ini sudah ada enam saksi yang diperiksa penyidiknya. Termasuk korban yang masih dirawat di RS Santo Antonius. “Sebatas hasil pemeriksaan saksi, bahwa sumber api berasal dari tangki timbun solar. Kemudian menjalar meledak di mesin pompa dispenser lainnya,” kata Andi Yul.
Andi Yul menegaskan, jajarannya juga akan mengecek SOP di SPBU Gertak Satu, apakah sesuai standar dengan yang dikeluarkan Pertamina. “Rekaman CCTV memang sinkron dengan keterangan saksi. Nanti kita lihat hasil penyelidikan, jika ada kelalaian maka akan ditingkatkan proses penyidikan kita,” tegas Andi Yul.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Hamka Saptono