eQuator – Ngabang-RK. Bupati Landak, Adrianus Asia Sidot langsung melakukan inspeksi mendadak (sidak) begitu tahu banyak keluhan di media sosial terkait banyaknya lalat di lingkungan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) kabupaten Landak, sehingga membuat pasien terganggu .
Ia bersama Direktur RSUD Landak didampingi pegawai RSUD Landak langsung masuk melihat semua ruangan perawatan pasien RSUD Landak, dan peralatan kerja di semua ruangan yang ada, Kamis (7/1).
“Saya lihat banyaknya lalat di wilayah rumah sakit ini, bukan hanya karena lingkungan yang kotor, atau dari pihak rumah sakit yang lalai, tapi ini juga lebih banyak disebabkan keluarga pasien,” katanya usai sidak.
Hal itu diungkapkannya setelah melihat banyaknya keluarga pasein yang mengunggui pasien, hingga memenuhi ruangan. Masing-masing mereka membawa makanan, sisa-sisa makananya dibuang sembarangan.
“Kalau semua ini disalahkan ke pihak rumah sakit, saya kira ini tidak fair (adil, red) juga. Karena rumah sakit juga sudah berusaha memberikan pelayanan terbaik, sudah menyediakan fasilitas yang cukup. Sekarang kalau masyarakatnya tidak bisa diajak kerjasama, buang sampah sembarangan, buang puntung rokok sembarangan, dan merokok seenaknya di rumah sakit, ini tentu menpengaruhi kinerja rumah sakit itu,” bebernya.
Ia meminta, masyarakat jangan hanya bisa menyalahkan, tapi juga bisa membantu dengan tidak beramai-ramai bermalam di rumah sakit itu bersama pasien. Termasuk tak membuang sampah sembarangan di lingkungan rumah sakit karena sudah ada tong sampah yang disediakan.
“Tapi, tadi kita lihat ada bungkus nasi dan sisa makanan dibuang sembarangan. Inikan tandanya sudah tidak peduli dengan kebersihan rumah sakit. Rumah sakit inikan untuk merawat orang sakit, kalau masyarakat tidak peduli, tidak menaati aturan rumah sakit maka fungsi rumah sakit jadi hilang. Maka harus ada kerjasama,” pinta Adrianus.
Menurutnya, kedatangan kelurga pasien yang menyesaki ruangan akan mengganggu pasien.
“Saya lihat rumah sakit sudah cukup berupaya memproteksi dengan membangun pintu-pintu, pagar, tapi walaupun dibuat pintu seperti apapun kalau tidak ada kesadaran dari masyarakat itu sama juga,” katanya.
Senada juga diungkapkan Direktur RSUD Landak, Pius Edwin. Dikatakannya, pihak RSUD sudah berupaya untuk membenahi pelayanan. “Namun, upaya ini tak akan jalan kalau hanya sepihak dari rumah sakit kalau tak didukung masyarakat. Harus ada kontribusi dari masyarakat,” tegasnya.
Dikatakan Pius, semua aturan sudah dibuat, jam berkunjung dan aturan di ruangan juga sudah ditetapkan. Pasien yang dirawat diupayakan dapat tenang dan cepat sembuh, tidak diganggu aktivitas lain.
“Tapi, kalau dia yang seharusnya istirahat lalu meladeni setiap orang yang berkunjung, itu bisa terganggu,” kata Pius.
Ia mencontohkan di ruang kelas tiga, jika ada lima pasien yang ditunggui dua orang masing-masing pasien, tentu ruangan yang ada akan penuh dengan keluarga pasien. Artinya, pasien juga akan terganggu.
“Seperti yang dilaporkan pasien tadi, ia mengeluhkan di ruangan panas kipas anginnya tidak mampu. Itukan kipas angin mungkin hanya cukup untuk satu ruangan isinya hanya dua orang. Tapi, kalau semua sudah masuk ruangan pastilah sesak dan ruangan menjadi panas,” terangnya.
Namun bukan berarti ia menafikan kritikan. Kritikan dan saran diakuinya sebagai motivasi untuk terus membenahi pelayanan. “Seperti yang sekarang ini, petugas dan perawat rumah sakit mengikuti pelatihan untuk pelayanan. Pelatihan itu supaya petugas kita bersikap lebih ramah dengan masyarakat terutama pasien,” harapnya.
Reporter : Antonius
Editor: Kiram Akbar