Ibu-ibu Berkebaya Padati Gedung Pancasila

HARI IBU. Sekda Sintang, Yosepha Hasnah (kebaya putih) beserta ibu-ibu lainnya yang juga mengenakan kebaya saat memperingati Hari Ibu ke-87 di Gedung Pancasila, Kamis (7/1). Achmad Munandar-RK

eQuator – Sintang-RK. Tidak seperti biasanya, Gedung Pancasila mendadak dipadati ibu-ibu yang mengenakan pakaian kebaya, Kamis (7/1). Mereka dari sejumlah organisasi perempuan di Kabupaten Sintang. Bukan ingin berjalan di-catwalk, tetapi sedang memperingati Hari Ibu ke-87.

Hari Ibu yang diperingati setiap 22 Desember memang baru diperingati pada Januari 2016 di Kabupaten Sintang. Tetapi menurut Ketua Panitia Penyelenggaranya, Helyanah, kegiatan ini hanya acara puncaknya. Sebelumnya telah banyak kegiatan untuk memeriahkan peringatan Hari Ibu. “Berbagai kegiatan yang kita adakan untuk mewarnai peringatan Hari Ibu di Sintang ini,” katanya.

Kegiatan yang telah dilaksanakan itu, di antaranya lomba menghias tudung saji diikuti 20 peserta, membuat kerajinan daur ulang 5 peserta, membuat kue basah dari bahan ubi 15 peserta, dan lomba kebaya terbaik.
“Tema peringatan Hari Ibu ke-87 ini, yakni Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki dalam Mewujudkan Pembangunan yang Berkelanjutan dan Berkeadilan Menuju Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian,” ungkap Helyanah.

Di tempat yang sama, Penjabat (Pj) Bupati Sintang, Dr Alexius Akim menilai, peringatan Hari Ibu setiap tahun ini untuk mengenang dan menghargai perjuangan kaum perempuan Indonesia, yang telah berjuang bersama-sama kaum laki-laki dalam merebut kemerdekaan dan berjuang untuk mencapai kemajuan bangsa.

“Tekad dan perjuangan kaum perempuan untuk mewujudkan kemerdekaan dilandasi oleh cita-cita, semangat persatuan, kesatuan dan ke-bhinneka-an untuk mencapai kemerdekaan,” kata Akim.
Perjalanan panjang selama 87 tahun ini, kata Akim, telah mengantarkan berbagai keberhasilan dan kemajuan bagi kaum perempuan dan laki-laki untuk mewujudkan kesetaraan gender serta mampu menjawab berbagai tantangan global dan multidimensi.
Sementara menurut Sekertaris Daerah (Sekda) Sintang, Yosepha Hasnah, perempuan dan laki-laki memiliki peran dan kedudukan yang setara dalam mencapai keberhasilan pembangunan.

“Perempuan dan laki-laki juga memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi, memiliki akses atas sumberdaya, dan terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga keduanya dapat menerima manfaat pembangunan itu sesuai dengan aspirasi dan kebutuhannya,” jelas Yosepha.
Dalam kerangka pembangunan, tambah Yosepha, baik jangka menengah maupun jangka panjang, juga telah menempatkan isu perempuan menjadi salah satu prioritas dan isu strategis pemerintah. (Adx)