eQuator – Sintang-RK. Bantuan dari Global Fund untuk penanggulangan Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV/AIDS) telah berhenti sejak 2012, tetapi programnya terus berjalan di Kabupaten Sintang.
“Program penanggulangan kita tetap jalan walaupun bantuan dari lembaga donor telah berhenti, kita mengandalkan APBD,” kata Hary Sinto Linoh, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Sintang kepada wartawan, Minggu (3/1).
Sinto mengungkapkan, Sintang termasuk kabupaten yang senantiasa aktif dan serius dalam memberikan perhatian terhadap penanggulangan HIV/AIDS. “Sosialisasi dan aktivitas tim penjangkau tetap berjalan,” ungkapnya.
Sosialisasi yang diberikan, jelas dia, bertujuan member pemahaman bersama tentang bahaya dan risiko HIV/AIDS. “Pelayanan konsultasi atau pemeriksaan VCT juga disediakan Pemkab Sintang,” kata Sinto.
Pelayanan tersebut, tambah Sinto, diberikan secara gratis serta dijamin kerahasiannya. “Sementara jika menemukan seseorang terpapar HIV, akan diarahkan menjalani pengobatan,” ujarnya.
Pengobatan yang dimaksudkan Sinto tersebut, yakni meminum ARV secara rutin. “Obat ini bisa didapatkan secara gratis. Pembeliannya disubsidi melalui APBD. Dulunya ditanggung Global Fund saat bantuannya masih mengalir,” kata Sinto.
Kendati sudah bisa menjalankan program penanggulangan HIV/AIDS dengan mengandalkan APBD, Sinto tetap memiliki harapan besar, agar pada 2016 Pemkab Sintang kembali mendapatkan bantuan dari Global Fund. “Sebagai pertimbangannya, Sintang terus aktif dalam gerakan menanggulangi HIV/AIDS saat program Global Fund sudah terhenti sekalipun,” jelasnya.
Sinto mencontohkan, kini Tim Kesehatan tetap rutin diterjunkan ke lokalisasi di Sintang untuk melakukan pemeriksaan. Begitu pula dengan optimalisasi peran Tim Penjangkau dalam mendeteksi penyebaran HIV/AIDS.
“Kita berharap tumbuh kesadaran bersama untuk menghindari hubungan seks berisiko. Penggunaan jarum suntik tidak steril juga dihindari. Keduanya menjadi hal penting dalam menjauhkan diri dari infeksi HIV/AIDS,” ingat Sinto.
Bila merasa berisiko, tambah dia, hendaknya segera berkonsultasi atau langsung memeriksakan diri ke VCT secara sukarela. “Terdeteksi dini akan lebih baik dibandingkan saat diketahui mengidap HIV/AIDS telah pada stadium lanjut ,” ingat Sinto.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Mordiadi