eQuator – Pontianak-RK. Densus 88 Antiteror meringkus warga negara asing terkait dugaan jaringan terorisme berinisial AL. Penangkapan dilakukan di kosan Perumahan Boulevard Hijau, Taman Harapan Indah, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/12).
Tidak ditemukan paspor milik AL saat penangkapan. Petugas hanya menemukan identitas palsu miliknya. Dalam identitas itu, AL menggunakan nama Fariz Kusuma, kelahiran Kota Pontianak, Februari 1980.
Identitas yang menyatakan Kota Pontianak sebagai tempat kelahiran AL, membuat otoritas hukum di Kalbar melakukan pengeceken. Termasuk Polda Kalbar. “Saya sudah cek, identitasnya ternyata palsu. Jadi kota kita ini sudah dicatut oleh warga asing, sebagai kota kelahiran dia (terduga teroris),” tegas Brigjen Pol Arief Sulistyanto, Kapolda Kalbar usai pengecekan pengamanan di setiap Gereja di Kota Pontianak, Kamis (24/12) malam.
AL berasal dari suku Uighur. Suku yang tinggal di daerah otonom China, Xinjiang. Wilayah yang berupaya memerdekakan wilayahnya itu, menyebut daerahnya sebagai Turkistan. AL menetap di Indonesia sejak dua bulan lalu. Dia masuk ke Indonesia melalui Batam—Kepulauan Riau (Kepri). Penangkapan terhadap AL atas pengembangan dari penangkapan Arif Hidayatullah alias Abu Muzab, terduga teroris yang juga ditangkap di Bekasi. Semantara penangkapan terhadap Abu Muzab merupakan hasil pengembangan dari pengungkapan di Tasikmalaya dan Solo. Kepada penyidik Densus 88 Antiteror, Abu Muzab menyebut bahwa AL pernah menetap di Bangkok dan Malaysia.
Terkait pencatutan nama ini, Kapolda Arief sudah memerintahkan Dir Intel untuk berkoordinasi dengan Mabes Polri. Agar mengetahui pihak mana yang bisa-bisanya menerbitkan kartu identitas KTP tersebut. “Yang jelas, sesuai informasi dari Mabes, dia (terduga teroris) ini warga negara asing yang hanya mencatut kota kita,” ujarnya.
Kapolda Arief meminta semua pihak tetap waspada, meskipun terduga teroris itu bukan kelahiran Pontianak. Untuk mewaspadai adanya ancaman-ancaman terorisme, Polda melakukan penjagaan optimal di penjuru kota, terutama gereja-gereja di Kalbar. Menurut data intelijen, jaringan teroris tengah berencana menjadikan momen Natal dan Tahun Baru sebagai pembuktian keberadaannya di mata internasional.
Malam Misa kemarin, Kapolda Arief turun langsung mengecek pengamanan di sejumlah gereja di Kota Pontianak. Gereja Katedral St Yosef Pontianak juga disambanginya, setelah pulang dari Singkawang dan Mempawah. Pengecekan keamanan dilakukan secara manual, mengelilingi sudut-sudut Gereja Katedral dan melihat langsung pengecekan jemaat yang akan beribadah. Gereja terbesar di Kota Pontianak itu dilengkapi metal detector serta pemeriksaan barang bawaan jemaat. “Saya ucapkan terima kasih atas partisipasi dan pengertian jemaat, karena telah mengikuti prosedur yang kita terapkan. Ini semata-mata keamanan kita semua,” ungkap Kapolda Arief.
Selain itu, tiga Tim Penjinak Bom (Jibom) diperintahkan melakukan sterilisasi di gereja-gereja besar di Kota Pontianak. Tujuannya mengantisipasi tindakkan terorisme. “Seluruh personil di kota maupun kabupaten sudah berjaga. Baik di gereja maupun di masjid yang melaksanakan Maulid Nabi Muhammad SAW. Juga di posko-posko, semua sudah siap,” tegas Kapolda Arief.
Pengecekan di Gereja Katedral, Kapolda Arief memanggil dua Polwan yang bertugas mengecek barang bawaan jemaat. Dikatakannya, dalam bertugas harus bisa tampil simpatik kepada jemaat. “Karena keberadaan kita untuk keselamatan bersama. Bukan untuk menghambat ibadah,” jelas Kapolda Arief di hadapan Polwan.
Prosedur pengamanan tetap dilakukan, namun tidak mengganggu kekhusyukan ibadah. Menurut Arief, pengamanan yang dilakukan tahun ini sama seperti sebelumnya. Tidak ada penambahan prosedur pengamanan geraja di Kalbar. Semua pengamanan sesuai dengan prosedur standar yang berlaku sebagai langkah antisipasi.
“Sejauh ini situasi kondusif dan jalannya ibadah di Kalbar aman. Kita berharap dan berdoa, agar upaya maksimal kita bisa memberikan keamanan masyarakat,” harapnya.
Polda Kalbar memprioritaskan penjagaan dan pengamanan perayaan Natal dan Tahun Baru di 585 gereja, tersebar di 14 kabupaten/ kota dari 5.168 gereja yang di Kalbar.
Sementara Kapolresta Pontianak Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat mengatakan, pengamanan gereja dan tempat ibadah lainnya di Kota Pontianak dilakukan sejak pukul 15.00. “Ada 105 titik yang dijaga,” ujar Kombes Pol Tubagus.
Laporan: Ocsya Ade CP
Editor: Hamka Saptono