eQuator – Sintang-RK. Sepulang pesta Ulang Tahun (Ultah) anak dari seorang bidan desa, 58 orang merasa pusing, mual dan muntah. Mereka yang sebagian besar anak-anak ini diduga keracunan kue lapis dan snack.
“Awalnya keluar buih-buih putih, kemudian muntah kuning. Lebih dari sepuluh kali kedua anak saya ini muntah,” ungkap Bagio, salah seorang orangtua korban ditemui di Puskesmas Mensiku, Desa Telaga 1, Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Minggu (20/12).
Bagio menceritakan, Sabtu (19/12) sekitar pukul 15.00, ia membawa kedua putrinya, Veni, 3, dan Dewi, 10, menghadiri acara Ultah di rumah Bidan Lilis. “Saat acara berlangsung hingga selesai tidak ada gejala penyakit yang timbul,” katanya.
Tetapi malam harinya, ketika pesta sudah bubar, Veni dan Dewi pun mulai mengeluh pusing dan mual. Tidak lama setelahnya, mereka pun muntah-muntah. “Kami sudah pulang ke rumah, sekitar pukul 19.00 kedua anak saya mengeluh sakit,” ujar Bagio.
Melihat kondisi Veni dan Dewi semakin parah, Bagio ditemani istrinya segera membawa kedua putrinya tersebut ke Puskesmas Mensiku malam itu juga. Celakanya, untuk sampai ke Puskesmas terdekat ini membutuhkan waktu sekitar satu jam perjalanan. “Selama dalam perjalanan, kedua anak kami muntah-muntah terus,” ungkap Bagio.
Setibanya di Puskesmas Mensiku, Bagio kaget ketika melihat puluhan anak dirawat dengan gejala serupa kedua putrinya. Anak-anak itu, tadinya juga menghadiri pesta Ultah di rumah Bidan Lilis. “Semuanya mengalami gejala serupa, pusing, mual dan muntah-muntah,” ujarnya.
Di Puskesmas Mensiku ini dirawat 31 korban, mulai dari yang masih bayi, anak-anak hingga orang dewasa. Sedangkan di RSUD Moch Ade M Djoen masih dirawat 27 korban. Mereka juga menikmati hidangan di rumah Bidan Lilis.
Petugas Puskesmas Mensiku memberikan anak-anak tersebut dengan sirup antimual. “Alhamdullilah setelah minum obat itu anak-anak saya juga yang lainnya tidak muntah-muntah lagi. Tetapi kondisinya masih lemah dan sekarang sedang diinfus,” ucap Bagio.
“Kok anak-anak yang pulang dari rumah Bidan Lilis ini semuanya merasa pusing, mual dan muntah-muntah,” begitu pikir Bagio. Dia pun langsung konfirmasi ke orang yang punya hajatan, Bidan Lilis.
Tetapi, Bidan Lilis sama sekali tidak mengetahui, mengapa sampai demikian, apakah karena kue lapis atau snack yang dihidangkan dalan pesta Ultah itu. “Ternyata anaknya Bidan Lilis juga jadi korban, gejalanya sama yang dialami kedua putri saya dan anak-anak lainnya,” kata Bagio.
Menurut pengakuan Bidan Lilis, ungkap Bagio, kue lapis dan snack yang dihidangkan dalam pesta Ultah itu, dipesannya di Sintang. Hidangan ini yang banyak dikonsumsi anak-anak. “Sedangkan nasi beserta lauk pauknya, banyak dimakan para orangtua, nampaknya tidak masalah,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Suharni yang ditemui di Puskesmas Mensiku. “Kalau yang makan nasinya tidak apa-apa. Kue yang disediakan seperti snack dan kue lapisnya yang diduga menjadi penyebab anak dan cucu saya jadi korban,” katanya.
Suharni merupakan Ibunda dari Umi Karyawati, 18 dan nenek dari Nurhalisa yang masih berusia 1,5 tahun. “Anaknya (cucu, red) makan kue lapis sedikit, lalu ibunya yang habis. Jadi ibu dan anak masuk Puskesmas. Syukurlah sekarang sudah mulai normal,” katanya.
Selain anak dan cucunya, Suharni juga melihat Heni dan anaknya yang masih tujuh bulan juga keracunan. Keduanya tiba Puskesmas Mensiku dalam keadaan pingsan. “Mereka dirujuk ke Rumah Sakit Sintang,” ungkap Suharni.
Sementara itu, Rina Sriani, 37, juga mengalami hal yang tidak kalah menyedihkan. Sepulang dari pesta Ultah lalu merasa pusing dan mual. “Kemudian saya lihat anak saya di kamar ternyata sudah muntah kuning,” ungkapnya.
Anaknya, Alif yang berusia 5,4 tahun minta kepalanya dipijit, karena pusingnya sangat kentara. “Saat dipijit pun tetap muntah. Lebih dari 20 kali anak saya muntah, karena dalam perjalanan menuju ke Puskesmas juga muntah-muntah,” kata Rina.
Sementara itu, Kasubbag Hukum dan Informasi, RSUD M Djoen Sintang, Nur Syamsiah mengungkapkan, terdapat 42 korban yang dirawat di rumah sakit plat merah itu. “Tetapi 15 pasien di antaranya sudah diizinkan pulang. Sekarang tinggal 27 pasien, mayoritas Balita,” ungkapnya.
Di tempat yang sama, Isran, suami Bidan Lilis, sama sekali tidak menyangka kalau pesta Ultah ke-1 anaknya berubah menjadi petaka seperti ini. “Tidak tahu juga bisa begini kejadiannya,” katanya.
Isran mengungkapkan, yang diundang dalam pesta Ultah anaknya itu 150 orang. Namun yang hadir hanya sekitar 70 orang. “Ada kue buatnya di Sintang. Ada juga ciki-ciki, begitu saya bilang ketika tamu-tamu berdatangan,” katanya.
Ketika semua sudah pulang, kata Isran, anaknya juga muntah-muntah. Ternyata anak-anak yang lain juga demikian. “Kue-kue yang dihidangkan sudah diamankan Polsek Binjai untuk diselidiki lebih lanjut,” ungkapnya.
Isran yang merasa sangat bersalah, bersedia menanggung semua biaya pengobatan tamu-tamu undangannya itu. “Ini inisiatif saya meski tidak ada orangtua yang menuntut, karena ini merupakan tanggungjawab saya sebagai tuan rumah,” jelasnya.
Sementara itu, Dokter Pengganti Spesialis Anak RSUD Ade M Djoen Sintang, dr Yovita mengatakan, melihat kondisi klinisnya, mereka memang keracunan. “Mereka muntah-muntah dan terlalu banyak mengeluarkan cairan, maka mereka harus dirawat paling tidak dua hingga tiga hari untuk pemulihan. Saya lihat tidak ada yang terlalu parah, tapi memang perlu mendapatkan asupan cairan melalui infus,” katanya.
Dia menjelaskan, muntah atau diare merupakan salah satu bentuk reaksi tubuh saat ada barang aneh, termasuk racun yang masuk ke tubuh. Untuk orang dengan kondisi fisik yang kuat, mungkin tidak terlalu berpengaruh. Tetapi untuk yang tidak sehat, bisa sampai drop. Selain itu bisa juga memicu terjadinya infeksi lain, bila tidak cepat ditangani.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Sintang, Hery Sinto Linoh saat dikonfirmasi via selular mengatakan, saat ini timnya sedang di Desa Telaga 1 untuk mengecek langsung kondisi para korban, serta melihat sampel makanan yang diduga sebagai. pemicu keracunan.
“Untuk sementara dugaan keracunan itu disebabkan dari makanan snack dan kue lapis. Tetapi untuk memastikanya harus dilakukan uji labratorium,” jelas Hery.
Sementara ini Dinas Kesehatan, tambah dia, masih fokus pada penanganan para pasien. “Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Hanya beberapa mengalami muntah-muntah, pusing dan diare. Beberapa pasien juga sudah ada yang pulang,” ungkap Hery.
Dikatakannya, yang menjadi korban akibat keracunan ini didominasi anak-anak dan Balita. Sementara orangtua hanya beberapa orang saja. “Saat ini para korban sedang mendapatkan perawatan di RSUD Sintang dan Puskesmas Mensiku,” kata Hery.
Terpisah, Kapolsek Binjai Hulu, Iptu Joni mengatakan, hingga kini masih menyelidiki peristiwa tersebut. “Masih kita selidiki, anggota saat ini sedang melakukan olah TKP dan mengamankan beberapa sampel makanan seperti snack dan kue lapis yang diduga menjadi penyebab warga keracunan,” kata dia.
Joni mengatakan, pihaknya akan segera melimpahkan kasus ini ke Mapolresta Sintang. “Untuk proses selanjutnya ditangani langsung Polres Sintang. Jadi barang bukti berupa sampel akan kita kirim ke Polres,” jelasnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Syamsul Bakrie membenarkan atas adanya dugaan keracunan makanan yang dialami warga Desa Telaga 1, Kecamatan Binjai Hulu itu. “Yang jelas ini masih dalam penyelidikan kita. Apakah itu keracunanan makanan yang diduga itu atau makanan lain,” katanya.
Dia mengakui belum mengetahui pasti dari mana Bidan Lilis mendapatkan snack dan kue lapis yang diduga menjadi penyebab keracunan massal ini. “Yang punya hajatan juga ikut jadi korban, karena satu anaknya juga mengalami hal serupa seperti warga lain. Jika kondisinya sudah normal kembali baru akan kita ambil keterangnya,” kata Syamsul.
Sampel makanan yang telah diamankan Polsek Binjai Hulu itu, kata Syamsul, akan diperiksa di Laboratorium Kesehatan Sinta. “Kita akan uji pembuktiannya secara ilmiah melalui Laboratorius Kesehatan nanti,” tutupnya.
Laporan: Achmad Munandar
Editor: Mordiadi