Gendong Keluarga, Motor Dipikul

PIKUL MOTOR. Jembatan penghubung Desa Raja dan Desa Munggu, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, terendam air, Sabtu (19/12). Antrean kendaraan mengular, pengendara sepeda motor pun mau tak mau mengeluarkan uang jasa untuk warga setempat agar motornya dipikul sampai ke seberang jembatan. ANTONIUS
GENDONG KELUARGA. Gara-gara jembatan penghubung Desa Raja dan Desa Munggu, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, terendam air, pria ini menggendong keluarganya untuk sampai ke seberang, Sabtu (19/12). ANTONIUS
GENDONG KELUARGA. Gara-gara jembatan penghubung Desa Raja dan Desa Munggu, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, terendam air, pria ini menggendong keluarganya untuk sampai ke seberang, Sabtu (19/12). ANTONIUS

eQuator – Ngabang-RK. Jembatan penghubung Desa Raja dengan Desa Munggu, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, kembali direndam banjir tahunan, Sabtu (19/12). Terendamnya titian besar sepanjang 100 meter tersebut menyulitkan pengguna jalan.

Antrean untuk menyeberang mengular. Sampai-sampai ada warga yang harus menggendong keluarganya untuk melewati jembatan tersebut. Pengendara sepeda motor pun mau tak mau mengeluarkan uang jasa untuk warga setempat. Motor dipikul dengan menggunakan kayu oleh sejumlah kelompok, satu grup sebanyak lima orang.

“Biarlah saya membayar Rp50 ribu biaya jasa yang memikul motor saya, asal saya bisa pulang ke rumah. Daripada tidak bisa pulang,” ujar seorang warga Desa Munggu, Bahron, usai menyeberangi jembatan kepada Rakyat Kalbar.

Menurutnya, lokasi jembatan tersebut memang sudah langganan banjir setiap tahun. Selain di situ, ada dua jembatan lainnya yang sering terbenam air.

“Ini merupakan jembatan yang pertama. Sejak dulu, jembatan ini tidak diperhatikan, kalau sudah banjir begini masyarakat yang kesulitan,” ucap dia.

Kepala Desa Engkadu, Atip, yang juga hendak melintas, membenarkan. “Saya dari Kota Ngabang, rencana mau pergi ke Desa Munggu. Tapi sampai di jembatan kondisinya seperti itu, terpaksa membatalkan perjalanan, pulang lagi,” tuturnya.

Atip prihatin dengan kondisi itu. Terutama karena terjadi menjelang hari besar keagamaan yang hanya tinggal menghitung hari. “Kita kasihan melihat warga, apalagi sekarang mau menyambut Natal, pasti banyak yang mau belanja Natal lalu batal. Selain itu juga, warga kesulitan menjual hasil karetnya ke pasar kalau jalan ini terendam banjir,” tutup dia.

Laporan: Antonius

Editor: Mohamad iQbaL

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.