eQuator – Sintang-RK. Hasil Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sintang harus mendapat kepercayaan dari masyarakat pemilih. Olehkarenanya, prosesnya harus berjalan jujur dan adil, tanpa kecurangan.
“Kecurangan harus diantisipasi, baik oleh penyelenggara maupun lembaga pengawas dalam Pilkada,” kata Victor Emanuel, Akademisi Universitas Kapuas (Unka) Sintang kepada wartawan, Rabu (9/12).
Untuk mengantisipasi kecurangan tersebut, menurut Victor, harus dimulai sebelum pencoblosan, saat pencoblosan, rekapitulasi hingga pergeseran data perolehan suara ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Victor sangat berharap tidak ada kecurangan, lantaran bila itu terjadi, sangat rentan menimbulkan gesekan di masyarakat. “Pilkada ini harus benar-benar aman, damai tanpa gesekan, makanya kecurangan harus diantisipasi. Mudah-mudahan tidak ada kecurangan,” harapnya.
Seperti diketahui, kemarin Pilkada Sintang. Tiga Pasangan Calon (Paslon) yang bertarung, yakni Agrianus-Choiman Wahab, Ignasius Juan-Senen Maryono, dan Jarot Winarno-Askiman.
Saat ini tentunya semua pihak sedang menunggu hasilnya. Siapa yang bakal memimpin Sintang untuk lima tahun ke depan. Masa “menunggu” ini diharapkan tidak ada yang curang.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak dan Perempuan Insan (L-PAPI), Lembaga Pemantau Pilkada Sintang, Mimin Suhaimi juga berharap tidak ada yang curang. “Relawan sudah kita terjunkan untuk mengantisipasi kecurangan,” katanya. (Adx)