
eQuator.co.id – NGABANG-RK. Tiga kecamatan di Kabupaten Landak diterjang banjir dahsyat. 88 jiwa dari 27 kepala keluarga (KK) terpaksa memenuhi Posko pengungsian.
Air mencapai setinggi orang dewasa. Bahkan hampir mencapai atap rumah rumah. Banjir mengakibatkan perekonomian nyaris lumpuh total.
Banjir menerjang Kecamatan Air Besar, Kuala Behe dan Ngabang. Di Ngabang meliputi lima desa, Kuala Behe lima desa, dan Air Besar tiga desa. Kecamatan Ngabang sudah ditetapkan status siaga 1.
Bupati Landak Karolin Margret Natasa meninjau korban banjir Kecamatan Ngabang di Komando Rayon Militer (Koramil) 11/Ngabang, Minggu (17/2) sore. Bupati ingin melihat langsung kondisi dan mengecek kebutuhan para pengungsi. Seperti tempat tidur, selimut, sembako dan fasilitas kesehatan lainnya. “Kami memberikan pemenuhan kebutuhan mereka serta bisa mengecek kondisi kesehatan ibu hamil dan anak-anak,” ucap Karolin.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati memberikan intruksi langsung kepada para Camat, BPBD dan Dinas Kesehatan Landak.
Kepada korban terdampak banjir yang masih bertahan di rumah, diharapkan dapat dievakuasi ke posko pengungsian. Mengingat kondisi cuaca saat ini memungkinkan air akan semakin naik.
Karolin berharap, Gubernur Kalbar dapat mempertimbangkan status darurat bencana di Kabupaten Landak. Agar Pemkab Landak dapat berkoordinasi dengan Pemprov Kalbar dalam penanganan korban banjir ini.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Landak, Banda Kolaga mengatakan, banjir kiriman melanda beberapa kecamatan terjadi sejak Jumat (15/2). Sabtu (16/2), air terus meninggi dan menggenangi sejumlah rumah warga. Lantaran sejak Kamis (14/2) malam hingga Sabtu curah hujan sangat tinggi. Akibatnya sungai Landak dan sungai Dait meluap.
BPBD Landak mengevakuasi korban ke posko pengungsian di Koramil 11/Ngabang sejak Jumat malam. Para pengungsi diberikan bantuan sembako dan pelayanan kesehatan.
“Kami bersama pihak Kecamatan Ngabang, kepolisian dan TNI sudah melakukan evakuasi ke Posko pengungsian di Koramil 11/Ngabang,” katanya. Demi keamanan, Banda mengimbau warga terdampak banjir agar mengungsi.
Camat Ngabang, Y. Nomensen mengajak, masyarakat saling membantu warga dalam menghadapi musibah banjir ini. Memberi bantuan secara sukarela kepada korban banjir yang dapat disalurkan ke posko pengungsian. “Semoga tidak lagi terjadi hujan deras di hulu sungai yang mengakibatkan banjir semakin naik. Kita harap air cepat surut,” harap Nomensen.
Terpisah, PLN bergerak cepat memutuskan aliran listrik untuk mengantisipasi dampak buruk akibat banjir di Kabupaten Landak. Agar tidak mengancam keselamatan warga terdampak banjir.
“Kondisi banjir cukup parah akan mengancam keselamatan warga. Petugas kami bergerak cepat untuk memutus aliran listrik agar tidak terjadi korban akibat tersengat listrik,” ujar Manajer UP3 PLN Pontianak, Ari Prasetyo dalam keterangan tertulisnya yang diterima koran ini, Minggu (17/2).
Semula, ada 34 gardu distribusi yang terpaksa di-off-kan untuk sementara waktu. Dengan total daya trafo sebesar 2.405 kVA. Dengan demikian ada sekitar 3.770 pelanggan akan mengalami padam sementara.
“Info terkahir yang kami dapatkan untuk banjir kearah Serimbu dan Bukit Tinggi sudah turun dan kami sudah menyalakan sekitar 13 buah trafo,” terangnya.
Sementara untuk Kota Ngabang terpaksa dipadamkan kembali 1 buah trafo. Karena kiriman banjir dari Serimbu dudah sampai di Ngabang. “Jadi total gardu yang padam masih 22 buah dengan total 1.620 kVA dan pelanggan yang masih mengalami padam sekitar 2.747 pelanggan,” paparnya.
Petugas PLN telah melepas LBS (Load Break Switch) ke arah Serimbu. Kemudian memutus CO (Cut Off) di Mungguk, Bukit Tinggi dan daerah Hilir Kantor.
“Untuk daerah Ngabang kota juga terjadi curah hujan yang cukup tinggi serta diperparah dengan air kiriman dari daerah Serimbu dan Kuala Behe,” tuturnya.
“Kami berharap curah hujan dapat berkurang intensitasnya, sehingga banjir dapat terus surut dan pasokan listrik dapat segera dinormalkan kembali,” tandas Ari.
Laporan: Antonius, Nova Sari
Editor: Arman Hairiadi